Ahad 07 Feb 2016 13:46 WIB

AS Ingin Pungut Pajak Minyak untuk Dukung Energi Berkelanjutan

Rep: MgROL55/ Red: Dwi Murdaningsih
Presiden Barack Obama.
Foto: AP/Manuel Balce Ceneta
Presiden Barack Obama.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintahan Obama ingin membuat transportasi tidak hanya lebih ramah lingkungan, tetapi juga lebih aman. Dan ia ingin perusahaan minyak untuk membantunya dengan membayar pajak untuk perubahan ini.

Pada hari Kamis, presiden mengusulkan rencanya  pada acara 21st Century Sistem Transportasi Clean. Proposal ini bertujuan untuk mengintegrasikan mobil otonom dan memotong kedua ketergantungan pada bahan bakar fosil dan juga polusi karbon.

"Investasi dalam penelitian kendaraan dan penyebaran akan mendapatkan kendaraan otonom di jalan lebih cepat dan lebih aman, sambil memastikan mobil listrik dan kendaraan alternatif lainnya memiliki teknologi dan infrastruktur pengisian yang mereka butuhkan," menurut laporan proposal.

Dilansir dari laman Mashable, rencana ambisius Obama mengusulkan untuk mencapai tujuannya dengan menerapkan  10 dolar AS per barel dari pajak minyak yang akan dibayar oleh perusahaan-perusahaan minyak - bertahap selama lima tahun ke depan.

Saat ini, harga satu barel minyak adalah sekitar 32 dolar AS dan pajak yang diusulkan ini akan mewakili pajak 31 persen pada harga. Memang, sejak pajak tersebut akan dilakukan secara bertahap dari waktu ke waktu, persentase yang terikat meningkat, karena harga minyak diperkirakan akan meningkat selama beberapa tahun ke depan.

Tentu saja, sebagian besar biaya pajak, jika diterapkan, akan diteruskan ke konsumen. Namun, pajak yang diusulkan kemungkinan besar tidak akan mewakili lompatan besar dalam harga bahan bakar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement