Kamis 28 Jan 2016 15:14 WIB

SMF Tambah Jumlah Bank Penyalur KPR

Rep: Risa Herdahita/ Red: Nidia Zuraya
 Pekerja sedang menyelesaikan pembuatan kawasan perumahan di Bekasi, Jawa Barat, Senin (25/1).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pekerja sedang menyelesaikan pembuatan kawasan perumahan di Bekasi, Jawa Barat, Senin (25/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) (SMF) tahun ini berupaya meningkatkan penyaluran pinjamannya melalui pendanaan dari pasar modal. Saat ini SMF sudah menyalurkan pinjaman kepada 18 institusi, baik perbankan maupun perusahaan pembiayaan.

Direktur Utama SMF, Raharjo Adisusanto menuturkan pihaknya telah menyalurkan kepada sembilan bank umum, enam bank syariah dan tiga perusahaan pembiayaan. Ia menyatakan selama 2015, animo Bank Pembangunan Daerah (BPD) terus meningkat.

Menurut Raharjo, selama 2015 SMF sudah menyalurkan pembiayaan kepada empat BPD. Itu antara lain Bank Jateng, Bank Sumut, BPD DIY, dan Bank Kalbar.

"Lalu ada yang sudah MOU, maksudnya mereka segera akan mencairkan peminjaman kepada SMF itu ada enam, 5 bank umum dan satu perusahaan pembiayaan. Diharapkan semua tahun ini akan mencairkan pembiayaan kepada kami," jelas Raharjo di Jakarta, Kamis (28/1).

SMF juga melakukan penandatanganan MOU terkait program peningkatan kapasitas penyaluran kredit dengan empat BPD. BPD yang dimaksud adalah BPD Bali, Bank Riau Kepri, Bank Sulselbar, dan Bank NTT.

"Sebelumnya SMF melakukan penandatangan kesepakatan bersama dengan Kementerian Pupera dan Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda)," ujar dia lagi.

Di luar itu pada 2016 ini SMF juga akan berupaya meningkatkan edukasi kepada perbankan untuk melakukan sekuritisasi melalui instrumen EBA-SP. Hal ini supaya perbankan dapat mengurangi risiko kredit KPR akibat adanya risiko mismatch.

Menurut Raharjo, melalui sekuritisasi perbankan memperoleh likuiditasnya kembali. Itu kemudian dapat disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk KPR.

"Total aliran dana pada 2016 ditargetkan mencapai Rp 6,1 triliun, terdiri dari Rp 2 triliun dan penyaluran pinjaman Rp 4,1 triliun. Untuk penerbitan surat utang diproyeksikan sebesar Rp 2,2 triliun," tutur Raharjo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement