Kamis 28 Jan 2016 14:34 WIB

SMF Salurkan Pendanaan Rp 20,25 Triliun

Rep: Risa Herdahita/ Red: Nidia Zuraya
PT Sarana Multigriya Finansial (SMF)
Foto: smf-indonesia.co.id
PT Sarana Multigriya Finansial (SMF)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) (SMF) mencatatkan peningkatan kinerja selama 2015. Total dana yang dialirkan sampai 31 Desember 2015 meningkat 22 persen dari tahun 2014, yaitu Rp 16,54 triliun menjadi Rp 20,25 triliun.

"Indikator kinerja SMF diukur dari jumlah dana yang telah tersalurkan dari pasar modal ke sektor pembiayaan perumahan," ujar Direktur Utama SMF, Raharjo Adisusanto, di Graha SMF, Jakarta, Kamis (28/1).

Ia menjelaskan, SMF merupakan lembaga keuangan khusus di bidang pembiayaan sekunder perumahan. Misi SMF dapat terwujud dengan mengalirkan dana jangka panjang dari pasar modal ke sektor perumahan melalui kegiatan sekuritisasi dan penyaluran pinjaman.

Raharjo memaparkan, peningkatan kinerja SMF di 2015 dicapai melalui kegiatan sekuritisasi. Selama 2015, SMF mencatatkan kegiatan sekuritisasi sebesar Rp 200 miliar. Adapun kegiatan penyaluran pinjaman sebesar 3,51 triliun.

Dalam perannya menjalankan sekuritisasi SMF pada 2015 telah menerbitkan Efek Beragun Aset berbentuk Surat Partisipasi (EBA-SP). Itu dengan mencatatkan EBA-SP KPR, SMF-BTN01 senilai Rp 200 miliar di pasar modal.

Sementara, penyaluran pinjaman juga diiringi dengan penerbitan utang korporasi. Selama 2015, SMF menerbitkan surat utang dengan total sebesar Rp 1,57 triliun. Surat utang itu terdiri dari obligasi PUB III tahal I sebesar Rp 500 miliar, PUB III tahap II senilai Rp 427 miliar, dan PUB III tahap II senilai III Rp 600 miliar.

Dengan ini, posisi penyaluran pinjaman naik 21 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 6,5 triliun menjadi Rp 7,84 triliun. Adapun laba bersih naik 44 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 173 miliar menjadi 249 miliar di tahun 2015.

Aset SMF pun meningkat menembus angka Rp 10triliun, yaitu Rp 10,06 triliun. "Pencapaian itu terhitung cukup baik mengingat kondisi ekonomi dalam negeri yang melambat di 2015," ujar Raharjo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement