Kamis 21 Jan 2016 13:39 WIB

Philips Nilai Pasar Cina Tetap Prospektif

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Nur Aini
Logo Philips
Foto: snapdeal.com
Logo Philips

REPUBLIKA.CO.ID, DAVOS -- Pertumbuhan ekonomi Cina untuk pertama kalinya dalam 25 tahun terakhir jatuh di bawah tujuh persen. Meski demikian, raksasa elektronik Belanda, Royal Philips Electronics atau Philips tetap berkomitmen untuk mengembangkan pasar di negara tersebut.

"Harapan pertumbuhan yang lebih besar (di Cina) tertunda sementara ini, namun itu tak mengubah gambaran bahwa Cina adalah pasar yang besar dengan populasi tinggi, serta masih banyak kebutuhan teknologi di sana yang belum terpenuhi," kata CEO Royal Philips Electronics, Frans van Houten, dilansir dari CNBC, Kamis (21/1).

Philips terinspirasi kenyataan bahwa ada 1,2 miliar orang di Cina yang masih membutuhkan teknologi, khususnya untuk dunia kesehatan. Van Houten menegaskan bahwa perusahaan akan tetap bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat Cina untuk mengelola pasar teknologi di negara tersebut.

"Sementara waktu kita memang perlu berhati-hati, mengencangkan sabuk, dan menyesuaikan diri dengan angka pertumbuhan. Ketidakstabilan ekonomi memang bisa menyebabkan gangguan, membuat orang-orang takut berbisnis di Cina. Tapi, Cina adalah pasar yang besar dan kami sudah lama berada di sana," ujarnya.

Penjualan Philips secara umum terpukul di pasar-pasar negara berkembang pada kuartal III 2015. Penyebab utamanya adalah perlambatan ekonomi Cina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement