REPUBLIKA.CO.ID, Biro Statistik Nasional China menunjukkan pertumbuhan PDB China pulih menjadi 4,5 persen, lebih kuat dari perkiraan pada kuartal pertama tahun ini. Sebelumnya, ekonomi China pada kuartal IV 2022 hanya 2,9 persen.
Mengingat momentum pemulihan China yang kuat dan basis perbandingan yang rendah pada tahun sebelumnya, pejabat dan ekonom memperkirakan bahwa pertumbuhan China dapat meningkat secara signifikan pada kuartal kedua. Negara tersebut berada di jalur yang tepat untuk mencapai target pertumbuhan PDB sekitar 5 persen pada tahun 2023.
Sementara itu, mereka memperingatkan bahwa fondasi pemulihan tidak cukup kuat, dengan mengatakan bahwa ekonomi dapat terseret oleh tekanan dari prospek global yang mendung, memudarnya momentum konsumsi serta tantangan dan ketidakpastian terkait ekspor China dan sektor properti. Lebih banyak upaya harus dilakukan untuk lebih memacu permintaan domestik dan menstabilkan ekspektasi pasar.
Produk domestik bruto (PDB) China dalam tiga bulan pertama ini telah mencapai 28,5 triliun yuan atau naik 4,5 persen dibandingkan kuartal pertama 2022 atau naik 2,2 persen dibandingkan kuartal terakhir 2022.
Pada Maret 2023 total penjualan ritel mengalami peningkatan sebesar 10,6 persen dibandingkan Maret 2022, demikian data NBS. Total penjualan ritel tumbuh sebesar 5,8 persen dibandingkan kuartal pertama 2022 yang menjadi titik balik dari penurunan 2,7 persen yang terjadi pada kuartal keempat tahun 2022.
Di balik laporan PDB kuartal pertama yang lebih kuat dari perkiraan, Zhu Haibin, kepala ekonom China JPMorgan, mengatakan timnya menaikkan perkiraan pertumbuhan PDB setahun penuh untuk China dari 6 persen tahun ke tahun menjadi 6,4 persen.
"China berada di jalur yang tepat untuk mencapai target pertumbuhan PDB pemerintah sekitar 5 persen untuk tahun ini," kata Lu Ting, kepala ekonom China di Nomura.
"Kami mempertahankan perkiraan pertumbuhan PDB kami sebesar 7,6 persen year on year (yoy) untuk kuartal kedua dan 5,3 persen untuk 2023," katanya.