Kamis 14 Jan 2016 13:17 WIB

IHSG dan Rupiah Anjlok Pasca-Ledakan Bom, Menkeu: Ini Sementara

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Nur Aini
Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (7/1).
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (7/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro meyakini melemahnya nilai tukar rupiah dan anjloknya indeks harga saham gabungan (IHSG) hanya bersifat sementara akibat adanya sentimen negatif pasca-ledakan bom di Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1).

"Kalau saya pikir, pelemahan ini sifatnya temporer," kata Bambang di kantornya, Jakarta, Kamis (14/1).

Bambang menyebut pelaku pasar akan kembali memberikan kepercayaannya karena Indonesia memiliki fundamental makro yang kuat.

"Itu bisa mengembalikan kondisi yang temporer ini apabila situasi sudah kembali normal," ujarnya.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus anjlok setelah peristiwa ledakan di Sarinah. Hingga pukul 12.00 WIB,  IHSG sudah turun 77,86 poin atau 1,72 persen ke level 4.459,32. Sementara nilai tukar rupiah sudah hampir menembus Rp 14 ribu per dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement