Rabu 06 Jan 2016 13:28 WIB

Kementerian Perdagangan Sepakati Impor Beras dengan Pakistan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
  Pekerja melaukan bongkar muat karung berisi beras impor asal Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (12/11).  (Republika/Agung Supriyanto)
Pekerja melaukan bongkar muat karung berisi beras impor asal Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (12/11). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Thomas Lembong telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan pemerintah Pakistan untuk impor beras. Penandatanganan MoU bersifat government to government (G2G), dan sebagai tindak lanjut Bulog akan melakukan inspeksi serta verifikasi.  

"Bulog sekarang sedang mempelajari dan menata detail teknis stok beras yang ada di Pakistan," ujar Thomas di Jakarta, Rabu (6/1).

Selain itu, menurut Thomas, saat ini pemerintah juga sedang mendorong untuk menandatangani MoU dengan pemerintah India. Hal ini karena, India merupakan eksportir beras terbesar di dunia yakni mencapai 4 miliar dolar AS per tahun, untuk jenis non-basmati rice.

Terkait jumlah yang akan diimpor, Thomas masih enggan menyebutkan, karena sedang dalam proses penghitungan antara Bulog dan Kementerian Koordinator Perekonomian. Selain itu, pemerintah Indonesia juga masih dalam proses tawar menawar dengan Pakistan dan India.

"Jadi, ini adalah contoh inisiatif dari Kementerian Perdagangan untuk mendiversifikasi pasokan beras," kata Thomas.

Thomas menjelaskan, dalam sidang kabinet Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan untuk menjaga inflasi. Salah satu penyebab inflasi yakni karena melonjaknya harga pangan. Menurut Thomas, ada kemungkinan ancaman kedua el nino yang dapat mengantam panen di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement