Selasa 05 Jan 2016 13:15 WIB

Beri Kepastian ke Investor, BKPM Sinergikan Pemasaran dan Layanan Investasi

Investasi di Indonesia (Ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menggelar workshop untuk membangun sinergi antara tim pemasaran investasi dan tim pelayanan perizinan yang ada di Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pusat BKPM, Selasa, sebagai upaya memberikan kepastian investasi kepada investor.

Kepala BKPM Franky Sibarani dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (5/1), mengatakan sinergi tersebut dibutuhkan untuk meningkatkan pelayanan terhadap investor dan memaksimalkan paket kebijakan perizinan yang telah dikeluarkan pemerintah dapat dimanfaatkan investor.

"Tim pemasaran investasi dan tim pelayanan perizinan investasi PTSP Pusat perlu mengkomunikasikan kepada investor sehingga manfaatnya benar-benar dapat dirasakan investor," katanya.

Franky menjelaskan, dalam setahun terakhir, pemerintah telah membuat terobosan layanan perizinan untuk memudahkan investasi.

Terobosan itu diantaranya layanan perizinan investasi tiga jam dengan delapan produk perizinan ditambah satu surat keterangan terkait lahan untuk memulai usaha mereka.

Pemerintah, dalam hal ini BKPM dan Ditjen Bea Cukai, juga telah meluncurkan fasilitas jalur hijau untuk impor barang modal untuk proyek-proyek investasi yang sedang konstruksi. Selain itu, pemerintah juga telah mengeluarkan paket kebijakan yang dapat mendukung investasi, antara lain PP tentang pengupahan yang memberikan kepastian formula kenaikan upah, dan insentif pajak bagi investasi sektor padat karya.

"Terobosan lainnya sedang dimatangkan dan diharapkan dapat segera diluncurkan sehingga daya tarik investasi kita meningkat," katanya.

BKPM mencatat, hingga triwulan III 2015, PTSP Pusat yang diluncurkan setahun lalu, telah menerbitkan 9.600 izin. Sebanyak 160 izin kementerian dan lembaga telah didelegasikan kepada BKPM. 

Sementara itu, target realisasi investasi pada 2016 dipatok sebesar Rp 594,8 triliun atau naik 14,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Realisasi investasi periode Januari-September 2015 mencapai Rp 400 triliun atau tumbuh 17 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement