REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dengan jumlah yang besar, santri dinilai kurang mendapat perhatian. Padahal mereka bisa jadi basis nasabah jika bank syariah mau menjemput bola.
Menggelar Bank Syariah Mandiri Santripreneur Award 2015 (BSA 2015), Direktur Utama Bank Syariah Mandiri (BSM) Agus Sudiarto ingin menjaring cari calon nasabah masa depan. Para santri pengusaha yang kini bisnis masih kecil adalah calon nasabah strategis bank syariah di masa depan.
''Ini semacam jemput bola. Selama ini kami cari nasabah, lewat BSA, kita menciptakan nasabah potensial,'' ungkap Agus, Kamis (31/12).
Tidak tutup kemungkinan untuk beri pembiayaan komersial, tapi ada juga program yang tidak komersial. BSM ingin santri pengusaha bisa lebih banyak sehingga basis nasabah pun lebih besar.
Agus mengapresiasi para santri yang berupaya jadi pengusaha meski tanpa latar belakang pengusaha. Semoga para pemenang dan peserta BSA perdana ini menginspirasi banyak pemuda untuk bisa mulai berbisnis dari skala kecil.
''Mereka mulai sendiri dengan modal minim. Kita doakan dan dukung agar mereka makin besar,'' kata Agus.
Direktur Keuangan dan Strategi BSM Agus Dwi Handaya mengatakan program BSA ini adalah komitmen BSM untuk munculkan mitra, tidak menunggu. Para pemenang BSA adalah mereka yang memenuhi kriteria ketangguhan, inovasi, sosial dan akhlak.
''Setelah diken sebagai bank haji, kami harap sekarang BSM juga jadi bank santri,'' ungkap Agus Dwi.
BSA perdana ini diikuti 883 perdaftar daring dan 2.170 pendaftar non daring. Dari ribuan pendaftar itu, 712 di antaranya lolos tahap kualifikasi dan tiga orang ditetapkan sebagai pemenang untuk kategori jasa, boga dan kreatif.
Kementerian Agama mencatat, hingga pertengahan 2015 ada 27.290 pondok pesantren yang mayoritas berada di Jawa. Dari total 3,654 juta santri, jumlah santri laki-laki mencapai 1,873 juta dan 1,780 juta santri perempuan.