REPUBLIKA.CO.ID, CIKAMPEK -- PT Pupuk Indonesia, akan kaji ulang pemakaian gas alam sebagai bahan baku pupuk. Pasalnya, sampai saat ini harga gas di Indonesia sangat mahal, kisaran enam sampai sembilan dollar AS. Karena itu, perusahaan BUMN ini akan menerapkan pemakaian batu bara sebagai pengganti gas alam.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Aas Asikin Idat, mengatakan, mulai 2016 ini pemakaian gas akan di kaji. Bila anggota holding tetap menggunakan gas, maka perusahaan-perusahaan pupuk yang ada di Indonesia ini sulit melakukan efisiensi. Serta, sulit bersaing dengan perusahaan pupuk asing.
"Harga pupuk kita masih mahal dibanding produk pupuk asing. Alasannya, biaya produksinya tinggi," ujar Aas, kepada Republika.co.id, Kamis (31/12).
Menurut Aas, seluruh anggota holding saat ini dituntut untuk melakukan efisiensi. Salah satunya, menekan biaya untuk pembelian gas alam. Tetapi, bila gas alamnya sangat mahal, maka pihaknya akan mengalihkan bahan baku ke batu bara.
Efisiensi ini, lanjutnya, merupakan strategis Pupuk Indonesia dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN (MEA). Mengingat, kedepan pupuk yang dihasilkan anggota holding akan bersaing dengan pupuk dari negara tetangga yang harganya jauh lebih murah.
"Makanya, kita harus menekan biaya produksi. Supaya, harga pupuk kita bisa bersaing dengan produk asing," ujarnya.