Senin 21 Dec 2015 14:14 WIB

OJK Optimistis BPR Terus Tumbuh Subur di Sumbar

Bank Perkreditan Rakyat ( ilustrasi )
Foto: Republika On Line/Mardiah diah
Bank Perkreditan Rakyat ( ilustrasi )

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatra Barat (Sumbar), optimistis perkembangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di wilayah itu akan terus tumbuh kendati dalam beberapa tahun terakhir ada sejumlah bank yang ditutup.

"Saat ini jumlah BPR di Sumbar terbanyak di Sumatra, mencapai 100 unit, kami optimistis akan terus tumbuh," kata Wakil Kepala Kantor OJK Sumbar, Bob Hasfian di Padang, Senin (21/12).

Menurut dia saat ini aset BPR di Sumbar mencapai sekitar Rp 1,5 triliun dan jika dikelola dengan baik maka keberadaannya akan terus berkembang.

"Meski saat ini secara eksternal terjadi pelemahan ekonomi global, namun jika dikelola dengan baik maka BPR akan bertahan," ujarnya.

Ia mengatakan selama ini yang menjadi penyebab ditutupnya sejumlah BPR karena faktor internal berupa pengelolaan yang tidak profesional dan melanggar asas moralitas.

"Jika pengurusnya jujur, manajemen juga baik maka BPR akan terus bertahan," ujar dia.

Ia menambahkan selaku otoritas yang berwenang melakukan pengawasan secara rutin melakukan pemeriksaan terhadap seluruh bank di Sumbar minimal sekali dalam setahun.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) perwakilan Sumbar mencatat pertumbuhan aset BPR di Sumbar mulai meningkat tumbuh 7,2 persen pada triwulan III 2015 dibandingkan triwulan II yang hanya 2,7 persen.

Meningkatnya pertumbuhan aset disebabkan pertumbuhan ekspansi penyaluran kredit oleh BPR di Sumbar setelah tumbuh negatif pada dua triwulan sebelumnya, kata Kepala Perwakilan BI Sumbar Puji Atmoko.

Ia mengatakan perkembangan dana pihak ketiga (DPK) BPR di Sumbar menunjukkan kecenderungan perbaikan dengan pertumbuhan yang cukup tinggi.

Jumlah DPK yang berhasil dihimpun BPR pada triwulan III mencapai Rp1,18 triliun dengan pertumbuhan sebesar 15,1 persen atau tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya 9,4 persen, ujar dia.

Meningkatnya pertumbuhan DPK tersebut terjadi pada seluruh jenis simpanan, dengan pertumbuhan terbesar pada deposito dan kemudian tabungan, lanjut dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement