Jumat 18 Dec 2015 20:04 WIB

BEI Sarankan Perusahaan IPO untuk Perbaiki Modal

Red: Nur Aini
Seorang pria melintas di dekat monitor saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (8/12).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Seorang pria melintas di dekat monitor saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (8/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) mengajukan usulan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mendorong perusahaan yang memiliki liabilitas perbankan yang tinggi melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) agar dapat memperbaiki struktur permodalan.

"Kami propose perusahaan masuk ke pasar modal melalui mekanisme IPO untuk meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik (GCG)," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat di Jakarta, Jumat (18/12).

Bila pinjaman perusahaan terhadap perbankan sudah besar, kata dia, mereka bisa memanfaatkan pasar modal untuk memperbaiki struktur modalnya. Ia mengatakan bahwa melalui IPO perusahaan akan memperoleh dana jangka panjang dari masyarakat sehingga dapat mengurangi beban utangnya. Selain itu, perusahaan juga dapat melanjutkan ekspansi usahanya agar dapat lebih berkembang.

"Kalau utang perusahaan sudah terlalu besar, mereka akan kesulitan untuk meraih pinjaman karena ada batasan dari perbankan. Misalnya, batas kredit perusahaan di bank Rp500 miliar, mentok. Nah, dengan melakukan IPO, perusahaan dapat mengurangi bebannya. Dengan demikian, ketika perusahaan memerlukan modal kerja lagi, mereka bisa cepat meraih dana," katanya.

Dari sisi perbankan, Samsul Hidayat mengatakan bahwa bank juga akan menjadi lebih mudah untuk meraih informasi dari perusahaan yang sudah masuk ke pasar modal karena per triwulan perusahaan terbuka atau emiten akan mempublikasi laporan keuangannya. "Kalau perusahaan tertutup kan susah untuk dapat info segala macam. Kalau emiten tiap tiga bulan ada laporan keuangannya," katanya.

Samsul Hidayat menambahkan bahwa usulan itu juga dapat mendorong jumlah emiten baru di pasar modal bertambah sehingga meningkatkan likuiditas industri. Pada tahun ini, BEI menargetkan 22 emiten baru masuk ke pasar modal melalui IPO. Sepanjang 2015, baru sebanyak 18 perusahaan yang telah resmi mencatatkan sahamnya di BEI. "Jadi, kepentingannya bukan untuk pasar modal saja, melainkan juga untuk perusahaan itu sendiri dan bagi perbankan," katanya.

Pada Desember 2015, Samsul Hidayat mengatakan bahwa ada sekitar tiga perusahaan yang akan menjual saham perdana di BEI, yakni pengelola taman rekreasi Jungleland PT Graha Andrasentra Propertindo (GAP), PT Bank Artos, dan perusahaan media massa radio PT Mahaka Media Integra.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement