REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Seperti yang diharapkan, bank sentral AS, The Federal Reserve lewat rapat FOMC menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada keputusan pertemuan 15-16 Desember. Hal itu menjadi kenaikan suku bunga pertama lebih dari sembilan tahun dan tujuh tahun sejak tingkat bunga didorong mendekati nol persen.
Chief Economist IHS Nariman Behravesh mengatakan, harapan pejabat Fed mengenai kenaikan suku bunga di masa depan menunjukkan akan ada empat kali tingkat kenaikan masing-masing 25 basis poin pada tahun 2016.
"The Fed memotivasi kenaikan suku bunga dengan mengatakan kegiatan ekonomi berkembang pada kecepatan yang moderat dan pengangguran telah lumayan berkurang," jelasnya dalam keterangan resmi, Kamis (17/12).
Di sisi lain, pernyataan FOMC berkomentar jika inflasi telah berjalan di bawah target 2 persen, meskipun dikaitkan ini untuk penurunan harga energi dan harga impor non-energi karena dolar yang kuat. Kecemasan Fed tentang inflasi yang rendah tampak jelas dalam komitmen FOMC untuk hati-hati memantau kondisi terkini dan diharapkan inflasi menuju sasaran. Akhirnya, panitia FOMC menyatakan, memperkirakan kondisi ekonomi akan berkembang dengan cara yang akan menjamin peningkatan suku bunga secara bertahap.
Ekonom IHS Global Insight, Sara Johnson, mengatakan, atas dasar fundamental ekonomi, alasan untuk kenaikan Fed diperdebatkan. Di satu sisi, perekonomian AS pada pijakan yang kokoh. Di sisi lain, inflasi masih menjadi ancaman yang jauh. Inflasi untuk bahan makanan telah relatif stabil di sekitar 1,3 persen selama beberapa bulan terakhir. Ini jauh di bawah target Fed sebesar 2 persen.
"Namun demikian, mengingat genderang panjang yang telah mendahului kenaikan suku bunga pertama ini dalam hampir satu dekade, The Fed akan kehilangan kredibilitas jika memiliki tingkat bunga tidak dinaikkan," ungkap Sara.
IHS Global Insight menyatakan, di masa lalu, Ketua Fed Janet Yellen dan rekan-rekannya sangat ingin untuk kenaikan pertama ini keluar dari jalur. IHS Global Insight mengharapkan empat titik kenaikan 25 basis poin pada tahun 2016 (Maret, Juni, September dan Desember) dan empat lagi pada 2017. (Baca juga: Bank Utama AS Ramai-Ramai Naikkan Suku Bunga)