REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia (AB2TI) Dwi Andreas Santosa menyebut, pemberdayaan Desa Mandiri Benih akan menjamin keersediaan benih dan pertanaman tepat waktu.
Benih yang diproduksi secara mandiri juga akan mencegah kerugian panen. Sebab, produksi menyesuaikan kondisi lahan dan iklim wilayah setempat.
Sayangnya, sebanyak 78 persen benih tanaman hortikultura dan hampir 100 persen benih tanaman pangan dikuasai korporasi. Akibatnya, kapasitas petani dalam menghasilkan benih mandiri semakin redup. Hanya yang tersisa kergantungan petani kepada korporasi.
"Tidak ada yang benar-benar bernama 'benih unggul' untuk seluruh wilayah, yang ada, benih menyesuaikan tempat dan kondisi wilayah masing-masing, inilah keanekaragaman hayati," kata dia, Kamis (10/12).