REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Indonesia Pondasi Raya Tbk (Indopora) akan melakukan pencatatan saham perdananya (IPO) pada Kamis (10/12). Saham Indopora rencananya dicatatkan di papan utama Bursa Efek Indonesia.
Dalam aksi korporasinya perseroan akan menerbitkan total sejumlah 302,9 miliar lembar saham. Calon emiten sektor konstruksi pondasi ini menawarkan harga penawaran umum saham perdana sebesar Rp 1.280 per saham.
Jumlah saham yang ditawarkan merupakan 15,13 persen dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh setelah pelaksanaan IPO dengan nilai nominal Rp 100 per lembar saham.
Adapun calon emiten dengan kode IDPR ini melaksanakan program penjatahan saham untuk karyawan (ESA). Hasil penjatahan itu sebesar 0,35 persen dari jumlah yang ditawarkan dalam penawaran umum, yaitu sebesar 1,17juta saham.
"Saham ESA diberlakukan masa lock-up selama 36 bulan terhitung setelah pernyataan pendaftaran efektif," jelas Kepala Divisi Penilaian Perusahaan BEI, Goklas Tambunan dalam keterbukaan informasi BEI, Selasa (8/12).
Dengan aksi korporasi tersebut, artinya Indopora akan menjadi emiten ke-16 tahun ini yang akan mencatatkan sahamnya di BEI. Indopora juga sekaligus sebagai emiten ke-520 yang mencatatkan sahamnya di bursa.