Rabu 09 Dec 2015 08:01 WIB

Pabrik Pengolahan Susu Terintegrasi Siap Dibangun

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Susu Sapi (Ilustrasi)
Foto: Boldsky
Susu Sapi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menerima minat investasi serius di sektor peternakan yang terintegrasi dengan pengolahan susu senilai 340 juta dolar AS. Pada tahap awal, investor tersebut telah membangun pabrik di Malang senilai 15 juta dolar AS dan siap beroperasi di pertengahan 2016 mendatang.

Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan, minat investasi tersebut cukup strategis karena dapat mengurangi impor sebesar 37,2 juta dolar AS dalam kurun waktu 10 tahun. Selain itu, investasi pengolahan susu yang terintegrasi tersebut juga dapat meningkatkan ekspor hingga 615 juta dolar AS selama 10 tahun.

"BKPM mendorong setiap investasi yang masuk memberikan kemanfaatan ke masyarakat, dan investasi pengolahan susu ini dapat memberikan manfaat bagi peternak sapi,"ujar Franky dalam keterangan tertulisnya, Rabu (9/12).

Franky menambahkan, dari sisi ketahanan pangan minat investasi tersebut akan berdampak positif pada peningkatan ketersediaan susu dalam negeri dari 19,5 persen menjadi 40 persen. Menurut Franky, investor tersebut memiliki perhatian terhadap kesejahteraan peternak sapi perah lokal. Berdasarkan kalkulasi yang dilakukan investor, produksi peternak sapi perah lokal melalui Koperasi Unit Desa (KUD) akan meningkat menjadi 1,42 miliar liter dengan melibatkan 71 ribu peternak sapi perah lokal.

Menurut Franky, salah satu perhatian utama dari investor yakni perlunya peraturan pemerintah untuk mendorong penyerapan susu dari hasil peternak sapi perah lokal. Dengan demikian investasi pengolahan susu yang dilakukan dapat berdampak positif pada kesejahteraan peternak susu lokal dan kebijakan ini diharapkan bisa membantu naiknya harga beli susu ke Koperasi Unit Desa.

"Pola semacam ini sudah diterapkan di sektor daging sapi, dimana dalam Peraturan Menteri Pertanian 139 Tahun 2014 importir harus melakukan penyerapan sapi daging lokal sebesar tiga persen untuk importir dan 1,5 persen untuk produsen," kata Franky.

Industri pengolahan susu termasuk dalam industri substitusi impor yang menjadi prioritas BKPM. Saat ini, BKPM menetapkan sektor prioritas investasi di antaranya infrastruktur, industri padat karya, pertanian, industri substitusi impor, industri pengolahan ekspor, maritim, hilirisasi pertambangan serta pariwisata, dan kawasan industri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement