REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia akhirnya kembali menjadi anggota aktif Organisasi Negara Pengekspor Minyak atau OPEC mulai 2016 mendatang. Gubernur OPEC untuk Indonesia Widhyawan Prawiraatmadja menjelaskan, dengan aktif kembali ke dalam OPEC maka Indonesia akan memiliki banyak keuntungan.
Saat ini, kata Widhyawan, Indonesia dalam proses transisi dari penggunaan energi yang didominasi oleh energi fosil menuju energi baru terbarukan yang lebih berkesinambungan di masa datang. Dia menilai meningkatkan ketahanan energi dilakukan dengan membenahi sektor energi dalam negeri dalam bentuk memudahkan perizinan untuk investasi, menggalakkan eksplorasi, serta meningkatkan tata kelola.
"Hal ini diperkuat dengan peningkatan peran aktif negara dalam kerja sama luar negeri baik secara multilateral maupun bilateral," kata Widhyawan, di Jakarta, Jumat (4/12).
Selain itu dia mengatakan, upaya ini semakin terwujud setelah di sektor energi, saat ini Indonesia telah menjadi anggota International Energy Agency (IEA) sejak tanggal 17 November 2015 dan kembali mengaktifkan keanggotaannya di OPEC mulai 2016 dengan tujuan memastikan kepentingan nasional Indonesia terjaga. Indonesia sempat keluar dari OPEC pada 2008 karena menjadi importir neto minyak.
"Indonesia akan mendapatkan manfaat dari keberadaannya di tengah-tengah organisasi energi global yang penting. Indonesia akan menjadi bagian dari pengambilan keputusan bukan penerima akibat dari keputusan," katanya.
Widhyawan menambahkan, jaringan energi internasional membuka pintu yang luas untuk percepatan alih teknologi, kesempatan bisnis yang saling menguntungkan, akses pada penelitian dan pengembangan terkini, serta kesempatan bagi tenaga ahli Indonesia untuk ikut berkiprah secara global.