REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk kembali meraih penghargaan sebagai Bank of The Year 2015 Indonesia dalam ajang Bank of The Year Awards 2015 dari The Banker, majalah khusus perbankan internasional di London, Rabu (2/12) waktu setempat.
The Banker merupakan majalah bulanan berbahasa Inggris yang dimiliki oleh The Financial Times Ltd serta membahas masalah-masalah keuangan internasional sejak pertama kali diterbitkan pada Januari 1926 oleh Brendan Bracken (Financial News).
Direktur Utama Bank BRI, Asmawi Syam mengatakan, penghargaan Bank of The Year 2015 Indonesia dari The Banker yang penilaiannya dilakukan secara independen oleh The Banker terasa sangat spesial. Sebab, The Banker menjadi referensi utama perbankan dan keuangan dunia, dibaca di lebih dari 180 negara dan merupakan sumber utama data dan analisis untuk industri keuangan.
“Kami bangga dengan penghargaan yang diberikan The Banker ini. Penghargaan tersebut menjadi kado bagi Bank BRI dan seluruh pekerja, yang pada tgl 16 Desember nanti merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) nya yang ke 120,” jelas Asmawi dalam keterangan resmi, Kamis (3/12).
Menurut Asmawi, penghargaan dari The Banker merupakan bukti kerja keras BRI dalam memberikan layanan dan kinerja keuangan terbaik di Tanah Air. Dia berharap penghargaan tersebut mampu memacu Bank BRI untuk terus meningkatkan kinerja sehingga menjadi lebih baik, tidak hanya di level nasional, namun juga regional untuk menuju The Most Valuable Bank di Indonesia.
Asmawi menjelaskan, penghargaan The Banker atas BRI tak lepas dari kinerja perseroan. Hingga akhir September 2015, perseroan berhasil membukukan total income atau total pendapatan sebesar Rp 70,5 triliun, tumbuh sebesar 14,9 persen (yoy), dengan laba bersih sebesar Rp 18,3 triliun.
Sementara itu berdasarkan laporan keuangan BRI yang telah terpublikasi, total kredit yang sudah disalurkan oleh Bank BRI sepanjang Januari-September 2015 mencapai Rp 519,0 triliun, tumbuh 11,8 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan kredit tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan kredit mikro yang melesat lebih tinggi dibandingkan kredit BRI secara keseluruhan. Kredit di segmen mikro mencatat pertumbuhan sebesar 14,7 persen (yoy) menjadi Rp 170,2 triliun, dengan jumlah debitur mencapai 7,6 juta nasabah. Tingkat kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) gross tercatat sebesar 1,4 persen.