Kamis 03 Dec 2015 16:38 WIB

Cegah Kredit Macet, BRI Siapkan Skema Khusus untuk Petani Perkebunan

Rep: Sonia Fitri/ Red: Nidia Zuraya
Petani Kopi Temanggung
Foto: Suara Merdeka
Petani Kopi Temanggung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) terbesar tengah merancang skema pembiayaan kredit untuk petani perkebunan. Skema tersebut akan dilaksanakan di Januari 2016. Telah ditetapkan tiga komoditas perkebunan utama yakni sawit, karet dan kakao.

"Untuk porsi, pengaturan dan alokasi dana, kita masih bicarakan, termasuk masih melihat kondisi pasar tiga komofitas perkebunan tersebut," kata Sekretaris Korporasi Bank BRI Hari Siaga, Kamis (3/12).

Penyaluran kredit akan difokuskan pada petani plasma yang bermitra dengan perusahaan. Ini merupakan salah satu strategi menghindari kredit macet pasca kredit disalurkan dengan tenggang waktu tertentu.  

Mencegah kredit macet, mula-mula bank akan menyesuaikan skema kredit dengan pendapatan nasabah. Jangan sampai kredit diberikan untuk peternakan dan perkebunan, tapi skemanya untuk perdagangan atau pengusaha. Jumlah dana kredit yang mengalir didasarkan analisis kelayakan. 

Jika KUR skema khusus telah direalisasikan, BRI akan memberi pembinaan dan pemantauan kepada usaha nasabah. Jika ada kendala di lapangan, akan dicarikan solusinya agar nasabah lancar membayar kredit.

Saat ini, lanjut dia, BRI fokus menyalurkan kredit untuk UKM yang didalamnya juga ada petani. Mereka kerap dipandang tidak bankable tapi sebenarnya visible untuk membayar kredit. Dana penyaluran sudah sekitar Rp 100 triliun untuk 600 debitur. 

Namun skema penyaluran saat ini masih dengan skema angsuran per bulan. Jangan sampai, nasabah yang punya penghasilan tiga bulan sekali, tapi harus membayar kredit setiap bulan. "Cash flow disesuaikan dengan usahanya, KUR yang kita salurkan bisa untuk petani dan nelayan," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement