Rabu 02 Dec 2015 22:07 WIB
Usaha Rakyat

Ide Bisnis Kerajinan Busur Panah yang tak Sepi Peminat

Red: Nur Aini
Atlet menggunakan busur panah
Foto: Marcio Jose Sanchez/AP
Atlet menggunakan busur panah

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kerajinan industri ekonomi kreatif pembuatan busur dan anak panah asal Sriwedari Kota Solo, Jawa Tengah, hingga kini masih banyak diminati karena memiliki kualitas atlet nasional.

Seorang pengrajin busur panah Eddy Roostopo mengatakan pembuatan busur dan anak panah kualitas atlet nasional dibutuhkan ketelitian dan ketenangan. Produksinya pernah mendapat pesanan dari luar negeri seperti Hongaria.

Eddy Roostopo yang akrab dipanggil Popop tersebut mengatakan seorang pengrajin busur panah sebaiknya seorang atlet pemanah sehingga mereka dapat mengukur kualitas.

"Saya menekuni membuat busur panah ini sejak 1977 hingga sekarang dan produksinya sudah ke mana-mana, termasuk ke mancanegara," kata Popop mantan atlet nasional peroleh medali emas cabang olahraga panahan PON XI 1985 di Jakarta.

Menurut dia, idenya membuat busur panah tersebut berawal dari ayahnya. Produk busur panah yang dibuat kebanyakan tradisional terbuat dari bahan kayu dan bambu. Namun, ia mengaku pihaknya juga melayani permintaan berkualitas nasional yang menggunakan bahan baku kombinasi dengan barang impor seperti karbon dan talinya.

Menurut dia, produk busur panah menggunakan bahan baku kayu sonokeling, eboni, dan sawo. Harganya bervariasi dari Rp 1,1 juta per set hingga Rp 2,8 juta per set tergantung bahan yang digunakan.

"Busur panah dengan bahan kombinasi bisa mencapai Rp2,8 juta per set atau satu busur dan 12 anak panah," kata Popop yang mengaku pernah menciptakan rekor nasional Panahan nomor 50 meter PON XI 1985 di Solo, Rabu (2/12).

Menurut dia, kemampuan produksi busur panah tersebut rata-rata mencapai 10 set dalam satu minggu.  "Bahan baku membuat busur panah yang harus impor yakni tali dari Belanda, Perancis, dan Amerika Serikat, sedangkan karbon dari Korea," ungkapnya.

Menurut dia, khusus untuk anak panah yang terbuat dari alumunium dan karbon, ia hanya merakit mata panah.

"Harga anak panah sebanyak 12 batang rata-rata dijual antara Rp 350 ribu hingga Rp 500 ribu per lusin," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement