Rabu 18 Nov 2015 21:22 WIB

Surplus Neraca Perdagangan Oktober Ditopang Sektor Nonmigas

Rep: Binti Sholikah/ Red: Djibril Muhammad
Bank Indonesia
Foto: Republika/Prayogi
Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2015 kembali mengalami surplus. Surplus Neraca Perdagangan Indonesia tercatat sebesar 1,01 miliar dolar AS, hampir sama dengan surplus pada September 2015 sebesar 1,03 miliar dolar AS.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Tirta Segara, mengatakan, surplus neraca perdagangan Oktober ditopang oleh neraca perdagangan nonmigas yang tetap surplus dan neraca perdagangan migas yang terus membaik.

Neraca perdagangan nonmigas Oktober 2015 tetap mencatat surplus, meskipun menurun akibat koreksi ekspor yang lebih dalam dibandingkan dengan koreksi impornya. Surplus tercatat sebesar 1,39 miliar dolar AS atau turun 6,08 persen (mtm). Ekspor nonmigas di bulan Oktober 2015 tercatat sebesar 10,71 miliar dolar AS, turun 3,86 persen (mtm).

"Penurunan tersebut diakibatkan oleh turunnya ekspor bijih, kerak dan abu logam, benda-benda dari besi dan baja, perhiasan/permata, kopi, teh, rempah-rempah, serta kendaraan dan bagiannya. Di sisi lain, ekspor lemak dan minyak hewan/nabati masih mencatatkan pertumbuhan positif," katanya seperti dikutip dari website Bank Indonesia, Rabu (18/11).

Impor nonmigas pada Oktober 2015 tercatat sebesar 9,31 miliar dolar AS atau turun 3,50 persen (mtm). Penurunan tersebut terutama disebabkan turunnya impor kapal terbang dan bagiannya, pupuk, serelia, kendaraan bemotor dan bagiannya, serta mesin dan peralatan mekanik.

Di sisi lain, neraca perdagangan migas mengalami perbaikan didukung oleh koreksi impor yang lebih dalam dari ekspor. Defisit neraca perdagangan migas menurun dari 0,45 miliar dolar AS menjadi 0,38 miliar dolar AS. Impor migas turun 8,12 persen (mtm), sedangkan ekspor migas turun 5,09 persen (mtm).

Tirta menambahkan, Bank Indonesia memandang surplus neraca perdagangan pada Oktober 2015 akan semakin mendukung terjaganya keseimbangan eksternal Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement