REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Keuangan berencana membuat variasi surat berharga syariah negara (SBSN) tahun depan.
Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Suminto mengungkapkan, Kementerian Keuangan masih mendiskusikan rencana penerbitan SBSN 2016 karena APBN 2016 belum lama disahkan. Namun, kemungkinan nilai SBSN 2016 akan lebih besar dari 2015.
Angka dan instrumennya pun belum final dibahas karena terkait desain dan pengelolaan portofolio. ''Sejauh ini ada rencana mengenalkan sukuk tabungan (saving sukuk) sebagai variasi dari sukuk ritel yang rutin diterbitkan Kementerian Keuangan,'' kata Suminto di Jakarta, Rabu (11/11).
Sementara itu, sukuk ritel rencananya diterbitkan tahun depan. Jika direalisasikan, sukuk ritel pada 2016 ini merupakan sukuk ritel seri ke delapan. Sedangkan, sukuk jenis lainnya seperti green sukuk masih dalam tahap kajian.
Sepanjang 2015, kata Suminto, SBSN tumbuh baik. Dibandingkan tahun lalu, target raihan dana dari SBSN tahun ini naik 40 persen menjadi Rp 111 triliun dibanding pada 2014 sebesar Rp 75,5 triliun. Di awal November, pengumpulan dana SBSN sudah tercapai Rp 109,7 triliun dan masih tersisa satu kali lelang pada pertengahan November ini.
Untuk membuat pasar keuangan syariah makin menarik, Kementerian Keuangan meningkatkan nilai penerbitan sukuk. ''Dengan makin besar nilainya, makin likuid di pasar, makin nyaman untuk dibeli,'' kata Suminto.