Selasa 10 Nov 2015 15:38 WIB

Produksi Sawit Terancam Turun Tahun Depan

Rep: Rizky Jaramaya / Red: Nur Aini
Kelapa sawit.  (ANTARA/Puspa Perwitasari)
Foto: ANTARA/Puspa Perwitasaripus
Kelapa sawit. (ANTARA/Puspa Perwitasari)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Joko Supriyono mengatakan, pada 2016 produksi sawit di Indonesia diprediksi turun antara 10 persen sampai 15 persen. Hal ini merupakan dampak dari El Nino yang menimbulkan kekeringan secara berkepanjangan. 

"Dampak El Nino akan berpengaruh dan dirasakan pada semester I 2016 dan penurunan produksi ini sudah kita antisipasi," ujar Joko di Jakarta, Selasa (10/11).

Joko menjelaskan, El Nino sejauh ini tidak menganggu kinerja sawit pada 2015. Pada periode Oktober dan November ekspor sawit secara kumulatif masih naik sekitar 14 persen dibandingkan pada periode yang sama pada tahun lalu. Sepanjang Oktober 2015 ekspor minyak sawit tercatat meningkat 11,6 persen dengan harga rata-rata CPO global naik 9,7 persen menjadi 578,2 dolar AS per metrik ton.

Joko menjelaskan, untuk mengantisipasi turunnya produksi pada tahun depan para trader mulai membeli minyak sawit dengan jumlah besar. Permintaan yang meningkat tersebut dengan sendirinya akan mendorong kenaikan harga sawit. Menurut Joko, harga sawit saat ini sudah mendekati 600 dolar AS per metrik ton. Selain itu, faktor lain yang menyebabkan naiknya permintaan yakni karena stok minyak biji-bijian mulai berkurang.

"Ini karena panen yang tidak sesuai ekspektasi akibat cuaca yang tidak mendukung," kata Joko.

Ekspor minyak sawit Indonesia terdongkrak oleh permintaan yang signifikan dari beberapa negara seperti Afrika, Amerika, Cina, dan India. Pada Oktober 2015, negara-negara Afrika membukukan impor minyak sawit Indonesia sebanyak 259 ribu ton. Sedangkan ekspor ke Amerika Serikat sebesar 117,74 ribu ton. 

Cina juga membukukan kenaikan permintaan minyak sawit dari Indonesia sebanyak 378,97 ribu ton. Akan tetapi, Pakistan dan Bangladesh mencatatkan penurunan permintaan minyak sawit masing-masing sebesar 54 persen dan 35 persen. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement