Kamis 05 Nov 2015 18:44 WIB

Belanja Pemerintah Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Dwi Murdaningsih
  Pekerja menyelesaikan pembangunan Infrastuktur transpotrasi massal di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Selasa (5/5).  (Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja menyelesaikan pembangunan Infrastuktur transpotrasi massal di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Selasa (5/5). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Berbeda dengan dua kuartal sebelumnya, peran pemerintah dalam mendorong perekonomian meningkat pada kuartal III 2015. Belanja pemerintah khususnya dalam pembangunan proyek infrastruktur, mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi menjadi 4,73 persen dari kuartal II 2015 yang sebesar 4,67 persen.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto mengatakan, konsumsi pemerintah menjadi kelompok pengeluaran yang mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 6,56 persen terhadap kuartal III 2014. Pertumbuhan tertinggi kedua terjadi pada pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) sebesar 6,39 persen. Sedangkan pengeluaran konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,96 persen.

Kecuk menjelaskan, konsumsi pemerintah tumbuh paling tinggi karena meningkatnya realisasi pembangunan infrastruktur. "Realisasi belanja pemerintah naik pesat, khususnya belanja modal yang meningkat 58,10 persen," kata Kecuk, Kamis (5/11).

Meningkatnya belanja modal pemerintah untuk pembangunan infrastruktur membuat sektor konstruksi tumbuh 4,88 persen terhadap kuartal II 2015. Pada kuartal II 2015 terhadap kuartal I 2015, sektor konstruksi hanya tumbuh 3,14 persen.

Pembangunan infrastruktur juga meningkatkan penyerapan tenaga kerja di sektor konstruksi. Kecuk mengatakan, sektor konstruksi menyerap tenaga keraja sebanyak 930 ribu orang dari Agustus 2014-Agustus 2015.

"Penyerapan tenaga kerja di sektor konstruksi ini menjadi yang paling tinggi," ucap dia.  Setelah sektor konstruksi, penyerapan tenaga kerja tertinggi selanjutnya adalah di sektor perdagangan sebanyak 850 ribu orang dan sektor keuangan 240 ribu orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement