Kamis 29 Oct 2015 13:21 WIB

AS Lirik Sektor Farmasi dan Kelistrikan Indonesia   

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nidia Zuraya
Investasi (ilustrasi)
Foto: Reuters/Leonhard Foeger
Investasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minat investasi ke Indonesia terus bermunculan dalam kunjungan Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat (AS). Sektor farmasi dan kelistrikan kembali diminati oleh perusahaan-perusahaan asal negara paman Sam tersebut, setelah AS mencatatkan minat investasi 2,4 miliar dolar AS dan sektor kreatif senilai 40 juta dolar AS. 

Kepala BKPM Franky Sibarani menyampaikan, BKPM telah melakukan pertemuan privat dengan salah satu perusahaan AS yang bergerak di bidang Farmasi yang menyampaikan minatnya untuk berinvestasi di Indonesia.

"Mereka ingin membangun fasilitas riset dan pengembangan, ini kami apresiasi positif dan telah diidentifikasi sebagai suatu minat yang harus dikawal oleh Marketing Officer Amerop dan IIPC New York," katanya dalam keterangan resmi, Kamis (29/10).

Franky menyebutkan, beberapa hal yang menjadi perhatian dalam fasilitas penelitian dan pengembangan perusahaan farmasi membutuhkan modal yang tidak sedikit. Menurutnya, untuk industri farmasi memang disarankan untuk memiliki fasilitas riset dan pengembangan apabila ingin masuk ke pasar Indonesia.

Selain di sektor farmasi, perusahaan AS di sektor kelistrikan untuk berminat untuk menanamkan modalnya ke Indonesia dengan besaran investasi mencapai 1 miliar dolar AS. Besaran nilai investasi tersebut akan diberikan dalam jangka waktu lima tahun mendatang.

Deputi Bidang Pengendalian dan Pelaksanaan Penanaman Modal, Azhar Lubis, menambahkan, perusahaan AS tersebut merupakan salah satu pioner dari AS yang bergerak di bidang pembangkitan tenaga listrik. "Nilai investasi 1 miliar dolar AS tersebut akan ditempatkan tidak hanya di bidang pembangkit listrik, tetapi juga akan ditempatkan di sektor kesehatan dan sektor migas," jelasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement