Rabu 28 Oct 2015 16:10 WIB

Hasil Survei Ini Buktikan Bertani Tembakau tak Menguntungkan

Rep: C93/ Red: Nur Aini
  Seorang warga menjemur tembakau di Desa Ngerong, Kab. Magetan, Jatim.
Seorang warga menjemur tembakau di Desa Ngerong, Kab. Magetan, Jatim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC) melakukan survei terhadap petani tembakau dan mantan petani tembakau, di tiga provinsi penghasil utama tembakau di Indonesia, yakni Jawa Timur, Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat. Hasilnya, petani mengaku pertanian tembakau bukan bisnis yang menguntungkan. 

Tujuan utama penelitian tersebut adalah untuk mendokumentasikan karakteristik sosial-ekonomi para petani tembakau dan mantan petani tembakau,  mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi beralihnya pertanian tembakau ke pertanian non tembakau, serta mengkaji pendapat para petani tembakau dan mantan petani tembakau tentang pengendalian tembakau.

Hasil penelitian tersebut menunjukan, baik petani tembakau maupun mantan petani tembakau meyakini bahwa merokok itu sangat merugikan baik bagi perokok ataupun nonperokok. Mereka juga menyadari bahwa merokok itu menyebabkan kecanduan, dan tidak ingin melihat anaknya merokok. “Malah lebih dari separuh perokok saat ini telah menunjukkan kemauan untuk berhenti merokok,” kata salah seorang peneliti MTCC, Fauzi Ahmad Noor di Menteng, Jakarta, Rabu (28/10).

Fauzi melanjutkan, baik petani tembakau maupun mantan petani tembakau mengungkapkan bahwa pertanian tembakau bukan merupakan bisnis yang menguntungkan. Mereka berpendapat, pertanian tembakau sangat bergantung pada cuaca serta sangat dikendalikan dan dimonopoli oleh industri tembakau. 

Berdasarkan penelitian tersebut, ada sekitar 33,7 persen mantan petani tembakau yang lebih berhasil ketika menjalani bisnis tanaman lain. Proporsi yang signifikan dari petani tembakau saat ini, menunjukan adanya untuk beralih ke pertanian nontembakau. 

“Malahan, sekitar separuh dari petani tembakau saat ini, tidak ingin keluarga mereka melanjutkan pertanian tembakau,” ucap Fauzi.

Fauzi menambahkan, baik petani tembakau maupun mantan petani tembakau mendukung pemerintah Indonesia untuk membuat peraturan yang kuat dalam pengendalian tembakau. Pengendalian tersebut diyakini akan mampu mencegah generasi saat ini dan generasi yang akan datang dari penyakit, kematian dini, serta ketidakmampuan yang disebabkan oleh tembakau.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement