Rabu 28 Oct 2015 14:22 WIB

Daya Saing Produk Lokal Belum Dukung Perdagangan Bebas

Rep: Satria Kartika Yudha / Red: Nur Aini
Pengunjung memperhatikan produk industri lokal
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pengunjung memperhatikan produk industri lokal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Bidang Perniagaan dan Industri Kementerian Koordinator Perekonomian Edy Putra Irawady mengakui masih banyak yang harus dibenahi Indonesia sebelum bergabung dengan perdagangan bebas trans-pasifik (TPP). Salah satu hal terpenting adalah mengenai daya saing produk Industri. 

Menurut Edy, saat ini perdagangan banyak produk industri yang menjadi komoditi ekspor utama Indonesia mengalami penurunan.  "Turun bukan karena hambatan akses pasar, tapi karena daya saingnya," kata Edy kepada Republika.co.id, Rabu (28/10). 

Dia mengungkapkan, beberapa komoditas ekspor yang turun adalah pakaian jadi, mebel, dan kertas. Di saat daya saing komoditas utama menurun, diversifikasi produk yang memiliki keunggulan untuk ekspor juga tidak berkembang signifikan. 

"Inovasi dan teknologi belum meluas untuk menghasilkan produk global. Sebaliknya, konsumen kita yang sebanyak 252 juta penduduk sangat menggiurkan," ucap Edy. 

Selain itu, Edy menilai industri dalam negeri saat ini gencar mengimpor barang jadi untuk melengkapi seri produksinya. "Ini juga harus dibenahi. Kami terus melakukan penataan kebijakan peningkatan daya saing industri untuk pengamanan pasar domestik dan ekspor," ucapnya. 

Rencana bergabung di TPP sebelumnya disampaikan Presiden Joko Widodo dalam lawatannya ke Amerika Serikat pekan ini. Rencana tersebut disampaikan Jokowi kepada Presiden AS, Barack Obama.

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement