REPUBLIKA.CO.ID, PADANGPARIAMAN -- PT Angkasa Pura II selaku pengelola bandara menyebutkan sekitar 3.000 penerbangan terganggu akibat kabut asap dalam sebulan terakhir terutama untuk rute penerbangan ke Sumatra dan Kalimantan.
"Paling besar kena imbas adalah Jambi dan Pekanbaru diikuti Pontianak, sedangkan yang ikut terdampak antara lain Padang, Palembang dan Kualanamu Medan," kata Direktur Utama PT Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi di Padangpariaman, Selasa (27/10).
Menurut dia data tersebut dihitung sejak 1 September hingga 10 Oktober 2015 baik yang mengalami keterlambatan, batal berangkat hingga kembali ke bandara asal. Untuk mengantisipasi asap salah satu upaya yang dilakukan memberikan peralatan tambahan bagi penerbangan.
Budi memastikan mencegah terjadinya kecelakaan terus meningkatkan kapasitas sumber daya manusia sehingga peluang terjadinya kesalahan menjadi lebih rendah.
Selain itu pihaknya akan memaksimalkan bandara-bandara yang masih aktif seperti Padang, Palembang, Kualanamu dengan fasilitas yang lebih baik, ujar dia.
Sedangkan untuk jangka panjang akan dilakukan penelitian untuk meningkatkan kemungkinan lebih tinggi bagi penerbangan untuk dapat mendarat di wilayah yang diselimuti kabut asap. Misalnya, jarak pandang minimal mendarat 1.500 meter diupayakan cara agar saat 1.000 meter tetap dapat beroperasi.
Budi mengatakan hal itu bisa dilakukan dengan memperbaiki sistem komunikasi atau dengan menambah lampu penerangan di landasan pacu.