Selasa 27 Oct 2015 08:10 WIB

Rupiah Butuh Sentimen Positif Lebih Banyak

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
Mata Uang Rupiah
Foto: Republika.co.id
Mata Uang Rupiah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mulai melemahnya sejumlah harga komoditas memberikan sentimen negatif pada sejumlah laju mata uang, terutama Asia. Apalagi di pekan kemarin, telah dipangkas suku bunga acuan Cina sebesar 25 basis poin sehingga memberikan tekanan pada laju yuan.

Akibatnya laju rupiah berbalik melemah di awal pekan. Dari pergerakan di sejumlah mata uang Asia Pasifik, cenderung bergerak variatif dimana laju dolar AS bergerak menguat antara lain USDCNY, USDPKR, USDMMK, dan lainnya. Sementara terhadap mata uang lainnya, ada pula yang menguat terhadap dolar AS antara lain USDJPY, USDINR, USDTWD, dan lainnya.

"Pergerakan laju rupiah pun sejalan dengan perkiraan kami sebelumnya," kata kepala analis riset PT NH Korindo Securities, Reza Priyambada, Selasa (27/10).

 

Sebelumnya, Reza menyebut bahwa secara tren, laju rupiah masih mencoba untuk bertahan positif. Dengan demikian, dibutuhkan sentimen yang lebih positif untuk dapat mempertahankan laju rupiah agar dapat bergerak positif.

Diharapkan sentimen dari jelang rapat The Fed dapat lebih direspon baik oleh pelaku pasar sehingga tidak memicu pembalikan arah melemah dari Rupiah. Meski demikian, tetap cermati sentimen yang akan muncul.

"Pergerakan laju rupiah yang cenderung berbalik arah melemah, sejalan dengan ekspektasi kami terhadap potensi pelemahan laju rupiah jika tidak terdapat sentimen positif pada laju rupiah," kata dia.

Dengan pembalikan arah melemah tersebut, membuat peluang pelemahan laju rupiah dapat membesar. Meski demikian, tetap cermati sentimen yang akan muncul. Laju Rupiah di bawah target support 13.525. Rp 13.655-13.638 (kurs tengah BI).

Sementara itu, laju IHSG masih dapat mengalami kenaikan. Di tengah perkiraan akan pembalikan arah melemah, imbas menguatnya laju bursa saham AS dan Eropa dapat direspon baik oleh pelaku pasar sehingga pelaku pasar pun masih melanjutkan aksi belinya.

Namun demikian, tidak jarang juga pelaku pasar yang melakukan aksi jual memanfaatkan penguatan yang terjadi untuk profit taking. Secara intraday, kata Reza, pergerakan IHSG cenderung sideways.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement