Sabtu 24 Oct 2015 20:04 WIB
Usaha Rakyat

Saingan Banyak Sulit Untung? Kisah Buka-baju.com Buktikan Sebaliknya

Rep: Sonia Fitri/ Red: Nur Aini
Produk buka-baju.com
Foto: dok.pri
Produk buka-baju.com

REPUBLIKA.CO.ID, Banyaknya pesaing tak mengurungkan niat Abdur Rasyid dan Lanang Kharisma untuk membuka bisnis sablon buka-baju.com atau BBDC. Lewat bisnis itu, mereka memberi keleluasaan kepada pelanggan untuk mendesain gambar kaus hingga melayani konsultasi desain sablon. Sablon kaus satuan tetap dilayani untuk memancing pesanan yang lebih besar.

Bisnis BBDC dirintis dengan modal Rp 5 juta. Sumber modal diperoleh dari patungan gaji bulanan kedua pegiatnya. Modal awal dibelikan sejumlah perangkat sablon dan menyewa tempat untuk produksi dan kantor promosi. Lokasi kantor dipilih di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, atas pertimbangan bahwa di sana belum banyak saingan bisnis. 

Rasyid mengakui, memilih nama brand buka-baju.com alias BBDC karena keisengan. Para karyawan BBDC kerap tak memakai baju atasan ketika melakukan proses produksi. Karena, wilayah Tangerang Selatan panas sehingga mereka pun memilih membuka baju. Ia dan Lanang menilai sepertinya unik jika "buka baju" menjadi merek dagang. Selain itu, nama tersebut dinilai efektif menarik perhatian dan mengundang penasaran khalayak.

Pada awal merintis usaha, promosi luar dan dalam jaringan internet digencarkan. Respons pasar di dua hingga tiga bulan pertama memang masih sepi. Order pun masih kecil-kecil dan satuan. Sehingga, Rasyid kerap menambal biaya produksi. "Yang jadi daya tarik, kita bisa melayani order sablon satuan, yang minat bikin banyak dan bermacam-macam," katanya. 

Order satuan pun jadi pemancing promosi yang efektif. Selang enam bulan, geliat bisnis mulai terasa. Salah satunya, ditandai dengan modal awal yang telah kembali. Dari awal bisnis berjalan, perkembangan pesanan juga terus menanjak. Ia menyebutkan, sejak awal sampai bulan keenam, order berkisar 100-200 potong kaus. Itu pun kondisinya naik turun. Setelah enam bulan, permintaan order meningkat di angka 300-400 potong kaus.

Pada 2012, mereka berhasil membuka toko dengan modal Rp 15 juta. Toko berguna menyimpan barang kaus dan tempat memajang produk. Selain itu, toko berguna untuk penyimpanan barang gagal order senilai Rp 2 juta karena pelanggan tidak mengambilnya. "Siapa tahu ada yang mau beli, kita jual lagi," katanya. 

Kisaran harga untuk memesan kaus satuan dibanderol Rp 70 ribu-Rp 85 ribu, tergantung kerumitan desain. Jika konsumen mengorder lusinan, bisa dapat harga lebih murah, yakni berkisar Rp 50 ribu- Rp 65 ribu.

Saat ini, bisnis BBDC juga telah memiliki empat karyawan di bidang produksi dan desain. Perkembangan order kaus terkini, lanjut dia, BBDC per bulannya mampu mengerjakan orderan kaus sablon 500-700 potong. Order telah menjangkau lintas pulau, bahkan lintas negara. Pengiriman order kaus sablon telah menjangkau Aceh, Samarinda, Kalimantan, Sulawesi, hingga ke negeri ginseng Korea Selatan. Omzet pun telah berhasil dihimpun per bulannya mencapai Rp 20 juta.

Berdasarkan akumulasi permintaan pelanggan, di antaranya, sebagian besar desain order satu warna, tulisan-tulisan unik atau tulisan kata-kata sederhana atau gambar kartun siluet. Sisanya, order lusinan meliputi sablon organisasi atau logo komunitas, perusahaan, dan klub sepak bola idola. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement