Rabu 14 Oct 2015 10:37 WIB

Bank Muamalat Dinilai Perlu Antisipasi Turunnya Prospek

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nur Aini
 Petugas sedang melakukan pelayanan di Bank Muamalat, Jakarta, Kamis (17/9).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Petugas sedang melakukan pelayanan di Bank Muamalat, Jakarta, Kamis (17/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Muamalat Indonesia dinilai perlu mengantisipasi prospek mereka yang turun dari stabil menjadi negatif. Perbaikan kinerja dinilai akan berperan untuk antisipasi tersebut.

Setelah April 2015 lalu mengoreksi peringkat perusahaan dari idAA- menjadi idA+, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Selasa (13/10), juga merevisi prospek Bank Muamalat menjadi negatif dari stabil.

Sedangkan, peringkat Sukuk Subordinasi Berkelanjutan I Tahap I/2012 dan Tahap II/2013 tetap idA+. Peringkat ini berlaku hingga 1 April 2016.

Analis Pefindo Dyah Puspita Rini mengatakan, revisi prospek ini untuk mengantisipasi profil kualitas aset karena ada peningkatan pembiayaan dalam perhatian khusus (SML) yang naik menjadi 22,7 persen di semester satu 2015 dari 12,5 persen di akhir 2014.

Rasio pembiayaan bermasalah (NPF) membaik menjadi 4,9 persen per Juni 2015 dari 6,5 persen di akhir 2014. Namun, NPF dan SML diprediksi masih akan tinggi akibat agresifitas bisnis di tahun-tahun sebelumnya dan kondisi ekonomi yang masih lambat.

''Perbaikan NPF akan terbatas di jangka menengah karena pembiayaan yang besar ke bisnis terkait pertambangan. Pencadangan yang naik untuk mengatasi NPF juga menekan laba,'' kata Dyah.

Kontribusi anak perusahaan Bank Muamalat, Al Ijarah Finance Indonesia, juga masih kecil, di bawah lima persen. Sehingga kontribuasi NPR Alif tidak signifikan. Besarnya NPF dinilai diakibatkan bank sendiri akibat terlalu agresif.

Walau menargetkan NPF di bawah lima persen, di akhir tahun, SML Bank Muamalat masih tinggi. ''Potensi SML turun jadi pembiayaan macet juga besar. Walau NPF saat ini kecil,'' kata Dyah.

Peringkat Bank Muamalat bisa turun jika tidak ada upaya signifikan memperbaiki kualitas aset yang bisa memperlemah posisi risiko keuangan. ''Kalau sampai akhir tahun tidak ada perbaikan, prospeknya bisa turun di negatif, tidak hanya kalau kinerja memburuk,'' kata Dyah.

Prospek bisa kembali stabil jika Bank Muamalat mampu perbaiki profil risiko keuangan dengan memperbaiki indikator kualitas aset secara sinambung didukung peningkatan profil keuangan keseluruhan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement