Ahad 11 Oct 2015 10:29 WIB

Pekan Depan, IHSG Berpotensi Berbalik Arah

Rep: Risa Herdahita/ Red: Nidia Zuraya
Seorang karyawan mengamati pergerakan Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada layar elektronik di gedung Bursa Efek Indonesia.
Foto: Republika/Prayogi
Seorang karyawan mengamati pergerakan Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada layar elektronik di gedung Bursa Efek Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pekan depan diperkirakan bakal berada pada rentang support 4.535-4.565 dan resisten 4.635-4.657. Akhir pekan ini, IHSG ditutup di zona hijau. Indeks saham naik 97,911 poin atau 2,18 persen ke level 4.589,344.

Menurut Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia (NKHSI), Reza Priyambada laju IHSG sejauh ini berhasil bertahan di atas target support 4.465-4.480. IHSG juga telah mampu melampaui target resisten 4.500-4.555.

"Di tengah potensi terjadinya pembalikan arah, laju IHSG kembali sedang mencoba bergerak positif dengan mempertahankan tren kenaikannya," katanya, Ahad (11/10).

Katanya, sepanjang sentimen yang ada masih cukup positif, laju IHSG mencoba untuk tetap bertahan di zona hijaunya. Meski begitu, yang harus diwaspadai adalah potensi pembalikan arah jika volume beli mulai berkurang.

Ini terlihat, pada perdagangan 8 Oktober lalu, nett buy asing tinggi, yaitu senilai Rp 683,4 miliar. Aksi beli asing jauh lebih tinggi, yaitu Rp 2,771 triliun, dibanding aksi jual sebesar Rp 2,088triliun.

Untuk investor domestik, mereka pada hari yang sama mencatatkan aksi jual, yaitu Rp 3,671 triliun. Ini lebih besar dibanding aksi belinya yang sebesar Rp 2,987 triliun.

Sementara, pada perdagangan akhir pekan ini (Jumat, 9/10), volume beli asing mulai berkurang. Nett buy yang tercatat menjadi Rp 177,6 miliar. Ini dengan aksi jual asing yang sebesar Rp 3,258triliun dan aksi beli sebesar Rp 3,436 triliun.

Untuk domestik, aksi jual yang tercatat senilai Rp 4,803 triliun. Mereka membukukan aksi beli sebesar Rp 4,626 triliun.

"Utang gap di level 4.346-4.381 masih menjadi halangan sehingga masih rawan aksi profit taking kembali. Tetap cermati sentimen yang ada," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement