Kamis 08 Oct 2015 16:29 WIB

Penurunan Harga Solar Dunia Dinilai Sia-Sia Jika tidak Diikuti Harga Sembako

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Nelayan melakukan bongkar muat ikan di pelabuhan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (22/9).Republika/Agung Supriyanto
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Nelayan melakukan bongkar muat ikan di pelabuhan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (22/9).Republika/Agung Supriyanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) menilai keputusan pemerintah untuk menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis solar cukup tepat. Ketua KNTI Riza Damanik menilai, solar masih menjadi pilihan BBM utama bagi kegiatan produksi perikanan tangkap maupun budidaya.

Idealnya, lanjut Riza, penurunan harga solar akan menambah margin keuntungan usaha nelayan dan petambak. Secara kuantitas akan mengurangi ongkos produksi. Namun pengurangan tersebut diperkirakan hanya akan sedikit berdampak pada pendapatan jika pemerintah tidak segera melakukan langkah operasional di tingkat kampung. 

"Pertama, dengan mengendalikan harga kebutuhan bahan pokok yang sudah terlanjur naik. Kedua, menjaga tata niaga produk perikanan tetap menguntungkan nelayan dan petambak," ujar Riza, Kamis (7/10).

Sedangkan ketiga, Riza menambahkan, pemerintah harus memastikan kontinuitas pasokan BBM solar ke kampung-kampung nelayan. Keempat, memperkenalkan teknologi penangkapan ikan untuk mendukung efektivitas dan efisiensi dalam penggunaan BBM.

"Hal lain yag perlu menjadi perhatian pemerintah adalah mengkonkritkan pengalihan BBM ke gas untuk nelayan. Maju mundurnya pemerintah dalam hal ini dikhawatirkan akan menimbulkan ketidakpastian dalam berusaha dan berpeluang kontraproduktif dengan upaya peningkatan produksi dan kesejahteraan nelayan," ungkap Riza.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement