REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Paket kebijakan ekonomi III direspon positif oleh pasar yang terbukti dengan stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di bawah Rp 14 ribu.
Kurs tengah BI pada Kamis (8/10), rupiah berada di level Rp 13.809 per dolar AS, menguat dari hari sebelumnya Rp 14.065 per dolar AS.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) juga menempatkan rupiah di posisi Rp 13.809 per dolar AS. Sementara, di pasar spot berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka di level Rp 13.785 per dolar AS, menguat dari penutupan sebelumnya Rp 13.821 per dolar AS.
Pergerakan rupiah di pasar spot pada Kamis (8/10), di kisaran Rp 13.713,60-Rp 13.929,50 per dolar AS. Namun, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak melemah 61 poin menjadi Rp 13.882 per dolar AS dari sebelumnya Rp 13.821 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah bergerak stabil meski cenderung melemah, namun paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan pemerintah cukup mampu menjaga mata uang domestik," kata analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya di Jakarta, Kamis (8/10).
Menurut dia, rupiah masih berpotensi mengalami penguatan mengingat aliran dana pemodal asing masih terus masuk ke aset-aset investasi di Indonesia, terutama ke pasar saham.
Di sisi lain, lanjut dia, suku bunga bank sentral Amerika Serikat (Fed fund rate) yang akan masih bertahan di level rendah hingga akhir tahun ini juga menjadi salah satu faktor yang menopang nilai tukar rupiah.
"Diperkirakan the Fed menaikkan suku bunga pada kuartal I 2016, proyeksi itu yang membuat pelaku pasar asing kembali menempatkan dananya di pasar negara berkembang seperti Indonesia, apalagi Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi," katanya.