REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri Tbk menargetkan, rasio kredit bermasalah (NPL) berada di bawah dua persen sampai akhir tahun. Saat ini, NPL konsumer perseroan sendiri memang masih di bawah dua persen.
"NPL konsumer pada Juli 2015 ini di angka 1,94. Ya ini akan kita jaga dan diharapkan sampai akhir tahun NPL ada di dua persen," ujar Direktur Consumer Banking Bank Mandiri Hery Gunardi, di Jakarta, Senin, (5/10). Ia menambahkan, untuk menjaga angka NPL konsumer, perseroan akan menjaga kualitas aset dengan kehati-hatian dalam menyalurkan kredit konsumer.
"Nasabah yang ada, kita maintain, kita lihat kualitas dia," ujar Hery. Sistem monitoring meliputi, melihat apakah nasabah mempunyai sumber pembiayaan yang dapat diandalkan.
Sepanjang 2015 sendiri, Bank Mandiri membidik kredit di segmen konsumer dapat tumbuh 10 persen sampai 12 persen. Target itu masih dibawah bidikan pertumbuhan kredit Bank Mandiri keseluruhan, yakni 12 persen sampai 14 persen pada 2015.
Sampai akhir Juni 2015 perseroan pun mencatat, pertumbuhan kredit konsumer di posisi 12,38 persen, yakni menjadi Rp 67,7 persen secara year on year (yoy). Penyumbang terbesar pertumbuhan kredit konsumer sendiri, seperti Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), serta kartu kredit. Masing-masing tumbuh 27,49 persen dan 27,65 persen.