REPUBLIKA.CO.ID,LONDON -- Inggris tampaknya menjadi negara di Eropa kedua yang paling dirugikan menyusul merebaknya skandal penggunaan perangkat lunak (software) emisi pada kendaraan diesel produksi Volkswagen.
Di Inggris raksasa otomotif Jerman tersebut telah menjual sekitar 1,2 juta kendaraan. Penggunaan kendaraan produk Volkswagen khususnya merek VW, Audi, dan Skoda cukup besar di Inggris.
Selama ini warga Inggris percaya kendaraan bermesin diesel lebih ramah lingkungan karena mengeluarkan gas karbon lebih rendah dibanding dengan kendaraan bermesin bensin.
Tak mengherankan bila banyak konsumen yang beralih memilih kendaraan bermesin diesel. Selain lebih murah, juga lebih aman terhadap lingkungan.
Menurut BBC selain Inggris, beberapa negara Eropa lainnya juga menanggung kerugian. Di Prancis sebanyak 984.064 kendaraan Volkswagen menggunakan perangkat ini.
Kementerian Transportasi Republik Ceko, Dan Tok menyebutkan 148 ribu menggunakan software bermasalah tersebut dan 101 ribu diantaranya adalah merek Skoda. Di Portugal 94.400 kendaraan yang dijual menggunakan software bermasalah tersebut.
Saat ini manajemen Volkswagen harus menghadapi tuntutan hukum di banyak negara. Kantor pengacara Inggris, Leigh Day, dalam keterangannya menyebutkan ada ratusan orang yang memiliki kendaraan produk Volkswagen.
Olaf Lies, salah satu petinggi Volkswagen menyebutkan sejumlah orang yang dengan sengaja membiarkan pemasangan perangkat lunak bermasalah pada produk Volkswagen dapat dituntut secara hukum. "Mereka yang mengijinkan pemasangan perangkat itu harus bertanggung jawab secara personal," katanya.
Sekitar 500 ribu produk Volkswagen beredar di AS. Skandal ini terbongkar setelah pemerintah AS menemukan bukti kendaraan diesel produksi Volkswagen menggunakan software yang berbeda. Terutama saat kendaraan menjalani pengujian gas buang dengan yang dipasarkan.
Skandal ini telah memaksa COE Volkswagen Martin Winterkorn mundur dari jabatannya. Posisi Martin digantikan Matthias Mueller, yang sebelumnya adalah petinggi di Porsche.