Kamis 01 Oct 2015 12:41 WIB

Ekonomi Melemah, Prospek Properti Dinilai Masih Bagus

Pekerja menyelesaikan pembangunan sebuah proyek perumahan.   (ilustrasi)
Foto: Antara
Pekerja menyelesaikan pembangunan sebuah proyek perumahan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelemahan ekonomi nasional yang terjadi belakangan ini tak meredupkan prospek usaha properti di Tanah Air. Pasar kalangan menengah di dalam negeri dan masuknya investasi asing membuat aset properti tetap menjadi buruan.


Ekonom Didik J Rachbini menilai beberapa sektor usaha tetap tumbuh kendati kondisi ekonomi nasional sedang tidak 'ramah'. Bahkan, pertumbuhan sektor usaha itu sanggup melaju lebih tinggi di atas pertumbuhan ekonomi nasional.

"Karena sektor usaha ini didukung pasar kalangan menengah yang masih memiliki daya beli," ujar dia, Kamis (1/10). 

Sektor yang masih menjanjikan ini di antaranya perumahan atau properti, konstruksi, teknologi informasi dan telekomunikasi. Didik menyebutkan saat ini ada sekitar 50 juta kelas menengah di Indonesia. Kalangan industri termasuk investor asing bisa memanfaatkan besarnya pangsa pasar kelas menengah itu untuk mempertahankan usahanya sampai krisis ekonomi berakhir.


Vice President Cushman & Wakefield Handa Sulaiman menambahkan sektor properti untuk hunian masih tumbuh dengan baik. Perlambatan hanya terjadi pada sewa perkantoran di Jakarta yang dipengaruhi melemahnya mata uang rupiah.

Lantaran biaya rental perkantoran masih menggunakana dolar AS. Adapun sektor industri lebih banyak berasal dari industri kecil dan menengah sehingga banyak penjualan kawasan industri yang berasal dari segmen ini.

Presiden Direktur PT Lippo Cikarang Tbk Meow Chong Loh membenarkan pernyataan Handa. Meow mengatakan investasi baru yang mengajukan permohonan pembangunan pabrik di kawasan industri yang dikelola Lippo Cikarang sebagian besar berasal dari kalangan industri kecil dan menengah asal Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan.

"Industri kecil itu biasanya hanya membutuhkan lahan 2.000 meter persegi," ujar Meow.

Lippo Cikarang sendiri saat ini terus berupaya menciptakan iklim yang aman dan nyaman bagi pemilik modal. Potensi masuknya investor asing dari kalangan menengah dan kecil masih sangat besar. Ia menyontohkan di Jepang ada sekitar 1,5 juta industri manufaktur kecil dan menengah yang tersebar di Osaka, Tokyo, dan Nagoya.

Pengusaha Jepang itu akan mencari lokasi baru untuk berinvestasi yang lebih menguntungkan. Mereka ingin merelokasi industrinya ke negara-negara lain termasuk Indonesia dikarenakan berusaha di negerinya sendiri tidak lagi menarik. "Ini menjadi potensi pasar bagi kami," kata Meow.

Lippo Cikarang mengelola kawasan industri Orange County. Tak sekadar membangun kawasan industri, pengelola juga menyediakan berbagai sarana pendukungnya. Setelah membangun empat kondominium mewah, yakni Irvine Suites, Westwood Suites, Pasadena Suites, dan Burbank, dalam waktu dekat akan dibangun lagi satu kondominium, Glendale Park Tower.

Di kawasan industri itu juga dibangun di antaranya mal, gedung perkantoran, hotel, convention center, Japanese Cultural Center, dan Korean Cultural Center. Adapula fasilitas pendidikan, SOHO, dan health city.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement