Selasa 29 Sep 2015 14:51 WIB

IDH Dukung Restorasi Hutan Mangrove di Kalimantan Barat

Penandatanganan kerjasama restorasi hutan mangrove di Kalimantan Barat
Foto: dok istimewa
Penandatanganan kerjasama restorasi hutan mangrove di Kalimantan Barat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— IDH-The Sustainable Trade Initive (IDH)  melalui program STIPP akan merestorasi dan melakukan konservasi hutan mangrove dan gambut secara menyeluruh (landscape) di Kubu Raya Kalimantan Barat .

Manajer Senior Program IDH Tony Wood, menjelaskan program yang berkolaborasi dengan dengan WWF Indonesia, PT Bina Silva Nusa (BSN), PT Kandelia Alam (KLIA), PT Ekosistem Khatulistiwa Lestari (EKL) dan Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) ini, sebenarnya telah berjalan sejak Juli 2015 dan ditargetkan rampung Juli 2018. Kolaborasi tersebut tercetus dalam penandatanganan kerjasama program pada Jumat (25/9).  

Program yang nantinya akan dijalankan oleh WWF Indonesia bersama pihak perusahaan, masyarakat dan mitra lokal ini akan mendukung perlindungan dan manajemen hutan mangrove dan gambut secara landscape di Kubu Raya.”Ini merupakan bagian awal yang penting dari rencana untuk cakupan area yang lebih luas,” katanya di Jakarta, Selasa (29/9)

Tony mengatakan mangrove adalah sebuah ekosistem unik daerah pesisir yang sangat penting untuk lingkungan, di antaranya sebagai penahan abrasi dan intrusi. Mangrove juga penting sebagai penyimpan karbon dan tempat hidup bagi banyak satwa seperti bekantan, kera, buaya dan lainnya. “Tentunya memiliki nilai ekonomi bagi para masyarakat lokal di pesisir, “paparnya.   

Pelaksana Program IDH Aris Wanjaya mengatakan, pendekatan landscape akan menjadi kunci penting dalam kesuksesan program ini. Hal tersebut membuat beberapa pihak kunci seperti masyarakat lokal, mitra lokal, perusahaan dan  pemerintah untuk bekerjasama dan saling mendukung.

Dengan demikian, ungkap Aris, tercipta keseimbangan antara kesejahteraan masyarakat lokal, perlindungan lingkungan dan peningkatan produksi perusahaan serta meningkatkan kapasitas teknis untuk mengembangkan dan mengimplementasikan rencana operasional yang sesuai dengan persyaratan sertifikasimanajemen hutan yang berkelanjutan seperti SVLK dan FSC. “Program ini akan menjadi pembelajaran penting mengingat kerjasama multipihak masih tergolong sedikit di Indonesia” tuturnya.

Dia juga berharap, program ini dapat membantu pemerintah daerah dalam pengembangan perekonomian hijau. Selain menghasilkan konservasi lingkungan yang bersifat jangka panjang, program ini juga turut membantu pertumbuhan ekonomi. “Kita mengundang semua pihak untuk turut membantu dan bekerja sama dalam mewujudkan hal tersebut,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement