REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Paket kebijakan ekonomi jilid II ditargetkan bakal dirilis paling lambat akhir September ini. Paket kebijakan yang akan dikeluarkan pemerintah ini disambut positif sebagai pendorong pertumbuhan dan peningkatan kualitas pembangunan ekonomi sebagaimana yang sangat dibutuhkan saat ini.
"Pasar saat ini menunggu berbagai terobosan kebijakan dari pemerintah," ujar Analis PT. Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Guntur Tri Haryanto, ketila dihubungi Republika.co.id, Jakarta (28/9).
Khususnya, ia menyebut, paket deregulasi ekspor impor yang dibuat oleh pemerintah terutama yang berfokus pada kemudahan perdagangan antar negara. Menurutnya, kondisi ekspor impor kini yang menurun tajam turut memperlambat pertumbuhan ekonomi.
"Tentunya hal ini akan berdampak positif," tegasnya.
Ia berharap, paket kebijakan yang baru nantinya akan bisa menunjang industri di Indonesia. Itu khususnya dalam hal pemenuhan kebutuhan bahan baku impor.
Tak hanya itu, hal ini juga dinilainya dapat menunjang iklim investasi. Pasalnya paket kebijakan yang baru berpotensi meningkatkan kepastian arus keluar masuk barang. Karenanya, ini diharapkan dapat mendorong investasi asing yang masuk semakin besar.
"Iya ini harusnya positif. Paling tidak dari sisi kemudahan perdagangan ya, karena kadang investasi kita terhambat karena masalah logistik," ujar Guntur.
Terlebih lagi, menurutnya, paket ini juga dapat digunakan untuk pengendalian inflasi dan kelangkaan barang. Katanya, hal ini dapat mendukung program pembangunan ekonomi pemerintah secara keseluruhan.
Meski begitu, Guntur menambahkan, perlu juga secara hati-hati untuk memperhatikan arus barang masuk yang dapat mematikan industri dalam negeri karena kemudahan yang diberikan oleh kebijakan tersebut. "Baiknya pemerintah secara disiplin menjaga hasil positif yang diharapkan dari kebijakan ini, dan secara tegas meminimalisasi dampak negatifnya," lanjut dia.