REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inflasi perekonomian nasional saat ini cukup tinggi akibat pelambatan ekonomi global. Guna menguatkan daya beli masyarakat di tengah situasi ekonomi yang memburuk, kebijakan menurunkan harga BBM premium perlu dipertimbangkan pemerintah.
Ketua DPP PKS Bidang Ekonomi, Industri, Teknologi dan Lingkungan Hidup (Ekuintek dan LH) Memed Sosiawan menyatakan, opsi menurunkan harga BBM premium bisa jadi opsi paling bijak.
“Di Munas PKS kemarin Presiden PKS telah menyerukan agar pemerintah memprioritaskan kebijakan penguatan daya beli masyarakat yang akhir-akhir ini terus menurun. Mempertimbangkan harga minyak internasional yang jatuh dan inflasi nasional yang cukup tinggi, opsi menurunkan harga BBM premium bisa jadi opsi," katanya, Selasa, (22/9).
Presiden PKS, terang dia, sempat menawarkan kebijakan cash transfer untuk melindungi daya beli masyarakat yang tergerus. Cara lain untuk meningkatkan daya beli rakyat selain dengan cash transfer adalah dengan menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium.
“Ini cara paling cepat dan cukup efektif mengurangi beban masyarakat. Itu usulan yang bagus tapi sepertinya tidak mudah karena ada hambatan likuiditas yang dialami pemerintah saat ini," ujar Memed.