REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT. Adaro Energy Tbk. (ADRO) telah mengakhiri kerja sama dengan PT. Shell Indonesia. Penghentian kerjasama ini terkait dengan pasokan dan pengelolaan infrastruktur bahan bakar minyak yang telah ada selama ini.
Emiten yang bergerak di sektor pertambangan itu mengakhiri hubungan kerjasama melalui dua anak usahanya, PT. Adaro Indonesia dan PT. Indonesia Bulk Terminal. "Pengakhiran kerjasama ini akan berlaku efektif pada tanggal 1 November 2015," ujar Sekretaris Perusahaan, Mahardika Putranto, melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diterima hari ini, Rabu (16/9).
Dijelaskan pula, terkait dengan adanya kesepakatan pengakhiran kerja sama itu, mulai 1 November nanti, PT. Shell Indonesia akan mengalihkan seluruh kepemilikan dan penguasaan atas fasilitas infrastruktur milik Shell Indonesia. Hal itu termasuk infrastuktur bahan bakar minyak.
"Fasilitas infrastruktur bahan bakar minyak itu terletak di pelabuhan Mekar putih," tambah Mahardika.