Selasa 15 Sep 2015 20:32 WIB

'Sentralisasi Hewan Kurban, Sosialisasi Harus Berkelanjutan'

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Djibril Muhammad
Kurban
Foto: Irwan Kelana/Republika
Kurban

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dibutuhkan sosialisasi berkelanjutan agar bursa hewan kurban dapat disentralisasi. Sebab, sentralisasi kurban tak hanya bermanfaat bagi konsumen, tapi juga para peternak.

Wakil Wali Kota Bogor Usmar Hariman mengatakan, sentralisasi perdagagan hewan kurban seperti Bursa Hewan Qurban (BHQ) Lapangan Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan (Puslitbangnak) memudahkan pengawasan peredaran hewan kurban.

Usmar mengaku soasialisasi terus menerus selama 16 tahun ini di Bogor nampak menunjukkan hasil dengan berkurangnya penjual hewan kurban di pinggir jalan.

"Mereka sudah mulai memilih memanfaatkan lahan tidak terpakai. Ini bagus karena dinas pertanian jadi mudah memantau," kata Usmar membuka BHQ 16 di Lapangan Puslitbangnak Kementerian Pertanian di Bogor, Selasa (15/9).

Pedagang dan peternak juga dimudahkan karena dipantau kesehatan hewannya dan perdagangan terpusat. Mereka juga diedukasi kriteria hewan laik jual dan memenuhi kriteria syariah.

Bagi konsumen, kata Usmar, mereka terproteksi dari hewan yang berpenyakit. Sebab fisik hewan bisa jadi sehat, tapi ada kondisi yang butuh penelahaan tim pengawas kesehatan hewan.

Ditambah edukasi pelaksana kurban seperti pengurus dewan kemakmuran masjid (DKM), diharapkan daging kurban yang diterima masyarat merupakan daging yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH).

Pemerintah Kota Bogor sedang mengupayakan agar BHQ Lapangan Puslitbangnak bisa direplikasi di tingkat kecamatan. Hanya saja, prosesnya terkendala kesediaan lahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement