REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan, pelemahan rupiah tak akan pengaruhi industri telekomunikasi dalam jangka pendek, terutama operator. Hal ini karena, industri telekomunikasi hanya menggunakan valuta asing (valas) untuk pemeliharaan perangkat lunak.
"Tergantung kondisi balance sheet-nya, kondisi neracanya, tapi kalau dilihat, nggak banyak pengaruh," ujar Rudi kepada wartawan di Jakarta, Senin, (7/9). Meski begitu, ia menambahkan, operator seluler berbasis GSM ada natural hedging dari roaming internasional.
"Itu pendapatannya dalam bentuk valas, dan semua operator di Indonesia untuk roaming internasional itu gainer. Artinya lebih banyak mendapatkan pendapatan roaming internasional daripada biaya roaming internasional," jelasnya.
Bagi Rudi, sebenarnya industri telekomunikasi tak berkaitan langsung dengan gejolak kurs, namun ada peraturan dari Bank Indonesia (BI) yang mewajibkan bertransaksi menggunakan mata uang rupiah.
Ia menjelaskan, bila tiba-tiba dilakukan hedging (lindung nilai mata uang), maka implikasinya biaya hedging pun akan naik. Sehingga ada biaya tambahan bagi industri.