REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mengeluarkan tujuh kebijakan untuk merespon perkembangan kondisi ekonomi saat ini. Antara lain, BI akan menjalankan perjanjian ‘currency swap’. Sebab, BI tidak ingin rupiah digunakan untuk membeli valas.
“Untuk jangka pendek, BI mengeluarkan tujuh kebijakan untuk merespon perkembangan kondisi sekarang,” kata Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardoyo di kompleks parlemen Senayan, Rabu (26/8).
Agus mengatakan, pihaknya mengubah cara untuk melakukan lelang untuk time deposit valas, sertifikat deposit BI, serta penggunaan fix rate. Agus menambahkan, BI juga menurunkan batasan pembelian valas, yang tidak perlu menggunakan dokumen underline atau tidak menunjukkan dokumen tujuan untuk apa. Sebab, wajar jika membeli valas harus memberi tahu tujuannya apa.
BI juga mendorong upaya ada kebijakan pengelolaan likuiditas dan cadangan devisa supaya lebih efektif. Hal itu agar membuat inflasi mengarah sesuai sasaran, defisit transaksi berjalan berkurang, kebijakan makro kredit tumbuh baik, dan menjaga stabilitas pasar valas.
“Kita juga minta koordinasi antara pemerintah dengan OJK dan LPS supaya kebijakan kita bersinergi,” tegas dia.