Senin 24 Aug 2015 11:20 WIB

Disebut 'Pemadam Kebakaran', Ini Jawaban Mentan

Rep: Sonia Fitri/ Red: Djibril Muhammad
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman saat menggelar operasi pasar (OP) bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (25/6).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman saat menggelar operasi pasar (OP) bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (25/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta agar para pengamat pertanian memandang permasalahan pangan secara holistik. Ketika memberikan komentar soal pangan, seharusnya juga melihat proses dan hasil yang dicapai agar tak mudah menyebut pemerintah sebagai 'Pemadam Kebakaran.'

"Pengamat harusnya ikut proses, bawang merah, beras, kita berhasil sampai hari ini," kata dia, Senin (24/8).

Disebut berhasil karena harga segera turun setelah Operasi Pasar serta tidak melakukan impor beras di Februari. Hal serupa terjadi pada bawang, cabai dan jeroan. "Yang mana sih yang diamati, kita berhasil semua," lanjutnya.

Masalah pangan, lanjut dia, memang ada berkaitan dengan ketidakmerataan pasokan. Namun masalah utamanya karena rantai distribusi yang panjang sehingga mesti dikawal. Persoalan yang tidak dilihat secara holistik menurutnya akan menghasilkan kesimpulan yang salah. Pada akhirnya hanya membuat bingung masyarakat.

Sebelumnya, Pengamat Pertanian dari Universitas Padjajaran Ronnie Susman Natawidjaja menyebut operasi pasar terhadap segala komoditas yang tiba-tiba mahal harganya serupa tindak pemadam kebakaran. Upaya tersebut dinilainya tak efektif bahkan malah dapat mengacaukan harga serta mengganggu pasokan di pasar.

"Itu kebijakan instan, mahal dan efektif di level politis saja bahwa pemerintah melakukan sesuatu," ujarnya.

Ketimbang menyalahkan pasar dan menuding sejumlah mafia, lanjut dia, seharusnya pemerintah dapat melakukan negosiasi dengan para pelaku pasar duduk bersama menghiung pasokan dan kebutuhan. Sebutan mafia menurutnya hanyalah pencarian kambing hitam tanpa solusi.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement