REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Saham Cina kembali menurun pada penutupan penjualan setelah langkah Bank Sentral Cina (PBoC) menenagkan investor. Saham Cina pada satu titik menurun lima persen, menambah enam persen penurunan pada Selasa lalu.
Namun, intervensi ini meninggalkan indeks Shanghai Composite 1,2 persen lebih tinggi dengan ditutup pada level 3.794,11. Meskipun, melansir BBC, Rabu (19/8), pedagang telah resah oleh komentar regulator sekuritas yang mengatakan pasar telah dinormalisasi. Pemerintah memungkinkan pasar memaksa peran yang lebih besar dalam menetukan harga.
PBoC pekan lalu mulai mendevaluasi Yuan dalam upaya untuk meningkatkan pertumbuhan pelambatan ekonomi di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu. "Ada kekhawatiran pasar tentang kelanjutan aksi jual dan ketidakpastian soal Yuan," tulis laman itu.
Sementara ideks saham di negara lain juga terpantau menurun. Indeks saham Hong Kong Hang Seng juga mandeg di wilayah negatif dengan minus 1,1 persen di level 23.219,98.
Begitu juga indeks Nikkei 225 Jepang ditutup merendah 1,6 persen pada level 20.222,63. Itu meski data perdagangannya lebih baik dari perkiraan awal pada pagi harinya.
Defisit perdagangan negara itu pada Juli turun 72,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sebagian besar penurunan ini berkat penurunan harga komoditas.
Defisit menurun ke 268 miliar Yen (2,15miliar dolar AS). Jumlah itu turun bebas dari tahun sebelumnya yang sebesar 966,5 miliar yen.
Ekspor Jepang ke pasar kunci di Amerika Utara naik 18,8 persen pada bulan itu. Sementara ekspor ke Asia naik 6,1 persen.