Rabu 19 Aug 2015 16:44 WIB

Harga Tinggi, Pedagang Ayam Bekasi Siap Mogok

Rep: C37/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Harga Daging Ayam Naik. Warga membeli daging ayam di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (20/7).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Harga Daging Ayam Naik. Warga membeli daging ayam di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (20/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pedagang ayam di Pasar Baru Bekasi mengaku bersedia melakukan mogok dagang jika hal itu bisa membantu menurunkan harga ayam. Namun, saat ini rencana mogok dagang di Bekasi memang masih belum jelas kapan.

"Memang ada rencana, tapi nggak tahu kapan. Saya sih mau saja mogok, karena keberatan harga naik. Tiap hari nombok terus," tutur Yusa Ivana (34 tahun), pedagang ayam hidup di Pasar Baru Bekasi, Rabu (19/8).

Menurut Yusa yang sudah 10 tahun berjualan ayam, sebelumnya harga ayam pernah naik seperti ini. Kemudian dilakukan mogok dagang, dan harga yang tadinya naik sampai Rp 24 ribu, bisa turun menjadi Rp 17 - 18 ribu per ekor.

"Mudah- mudahan sih bisa turun kalau ada mogok. Abis naiknya kelamaan, abis lebaran naik nggak turun-turun," keluhnya.

Menurutnya kenaikan harga ayam ini karena bibit ayam dan juga pakan yang mahal. Untuk kota Bekasi sendiri, kapasitas ayam yang dibeli dalam satu hari, menurut Yusa yaitu sekitar 30 ribu ekor. Tapi karena harga yang mahal ia bahkan harus mengurangi jumlah dagangannya.

"Saya sehari beli 200 - 300 ekor. Tapi sekarang ngambil 250 ekor aja sisanya masih banyak,"keluhnya.

Kenaikan harga ayam ini bahkan membuat pedagang kecil banyak yang berhenti berdagang karena terus nombok. Ia berharap jika harga ayam bisa segera normal kembali, kalau tidak semakin banyak pedagang kecil yang harus berhenti berdagang.

"Kan kasihan pedagang kecil. Habis modal buat nombok," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement