REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menyebutkan ada dua faktor utama di pasar valuta asing yang membuat rupiah tertekan. Pertama, suku bunga AS yang akan segera naik, dan kedua devaluasi mata uang Cina, yuan.
Menurut Mirza, selama suku bunga AS belum naik, maka akan terus dijadikan topik bagi currency trider. "Kedua, kemaren market terkejut dengan kebijakan depresiasinya mata uang yuan," ujarnya, di Jakarta, Jumat, (14/8).
Meski begitu, ia menjelaskan, Bank Sentral Cina sudah mengatakan kepada pasar, agar tak berasumsi yuan akan terus didepresiasi. Mirza menambahkan, Bank Sentral Cina juga akan masuk ke pasar untuk melakukan intervensi membeli yuan.
"Hal itu untuk memberikan pesan pada pasar bahwa yuan akan terdepresiasi terus merupakan suatu ekspektasi tidak benar," jelas Mirza. Ia menambahkan, kedua isu tersebut membuat currency di regional masih lemah.