REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Terkait usaha perbaikan dan penumbuhan ekonomi, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) mengatakan negara harus mampu mengolah Sumber Daya Alam (SDA) dengan optimal. Berkaca pada Korea Selatan, Aher mengatakan negara gingseng tersebut sudah mampu untuk mengolah SDA yang dimiliki dengan optimal, kemudian hasil olahan SDA diperuntukkan bagi warga.
Sisa dari olahan tersebut, lanjut Aher, baru diekspor ke luar negeri dengan harga yang tinggi. "Pemerintah (Korea Selatan) mendorong pengusaha berinovasi untuk mengelola dari hulu ke hilir. Sehingga, paling tidak kebutuhan dasar bisa dipenuhi oleh diri sendiri," jelas Aher.
Aher mengatakan, Indonesia saat ini memiliki angka yang tinggi dalam penjualan ke luar negeri atau ekspor. Akan tetapi, lanjut Aher, perdagangan luar negeri Indonesia masih kerap minus atau defisit.
Aher menilai hal ini disebabkan karena produk yang diekspor oleh Indonesia kebanyakan merupakan produk mentah, sehingga nilai ekonominya rendah. Oleh karena itu, Aher mendorong agar setiap sektor perdagangan di Indonesia dapat merubah paradigma yang ada.
Indonesia harus dapat menciptakan SDM unggul yang mampu mengolah kekayaan SDA secara optimal. Dengan begitu, seperti halnya Korea Selatan, Indonesia akan bisa secara mandiri mengolah sumber daya yang masih mentah untuk diolah dan menjadi satu produk bernilai jual untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Sisanya, lanjut Aher, baru diekspor untuk dipasarkan ke berbagai negara.
"Bersama-sama berkomitmen untuk mengolah dari hulu, yaitu barang mentah, hingga ke hilir, menjadi barang jadi," tukas Aher.