REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Rakyat Indonesia segera mendapat pinjaman dari Bank Pembangunan Cina (CDB) sebesar 1 miliar dolar AS. CDB mengucurkan pinjaman kepada BRI, BNI dan Bank Mandiri dengan nominal sama untuk mendanai proyek-proyek infrastuktur nasional.
Direktur Keuangan dan Treasury Bank BRI Haru Koesmahargyo mengatakan, CDB sudah berkomitmen memberikan pinjaman kepada BRI senilai 1 miliar dolar AS dengan tenor 3, 5 dan 10 tahun. Namun, tingkat suku bunga pinjaman masih dalam pembicaraan dan belum ada kesepakatan. Diharapkan, pembicaraan tersebut selesai dalam bulan Juli.
"Jadi rate-nya ketiga bank sama, tapi proyeknya beda-beda," ujar Haru kepada wartawan di gedung BRI Jakarta, Senin (13/7).
Dia berharap, CDB menggunakan acuan London Interbank Offered Rate (Libor) dalam menetapkan tingkat suku bunga pinjaman. Jika tenornya 5 tahun berdasarkan suku bunga pasar (Libor), suku bunganya ditambah sekitar 200 basis poin.
Haru mengatakan, pinjaman tersebut akan dikucurkan dalam bentuk mata uang dolar AS dan renminbi. Masing-masing 70 persen dalam bentuk dolar AS, dan 30 persen renminbi. Transaksi tersebut akan di-swap oleh Bank Indonesia baik untuk dolar AS atau renminbi.
Nantinya, BRI akan mendanai proyek pembangunan rel kereta dari stasiun Manggarai menuju Bandara Soekarno-Hatta. Proyek senilai Rp 2,5 triliun tersebut akan dikerjakan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero).
"Kalau yang akan diajukan BRI, rail train yang bareng Adikarya. Semua akan ikut, cuma lead-nya akan gantian," imbuhnya.